TNI dipercayakan membangun 14 ruas jalan di Papua. Nilai proyeknya mencapai Rp 425 miliar.
KSAD Jenderal TNI Budiman menegaskan pembangunan hanya bisa dilaksanakan oleh prajuritnya karena medan yang sulit. Prajurit TNI dianggap mempunyai fisik lebih baik dari sipil, karena itu dapat melaksanakan pembangunan tanpa terpengaruh medan.
"Kita akan melakukan tugas yang memang secara keamanan dan kemampuan tidak bisa dilakukan swasta. Ini memerlukan fisik kuat dengan medan yang berat," ujar Budiman usai membuka Rapat Koordinasi Teknis TNI Manunggal Membangun Desa ke-91, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Budiman mengaku telah memerintahkan 2 ribu prajuritnya untuk melaksanakan tugas tersebut. Prajurit tersebut berasal dari 3 batalyon zeni tempur dengan 3 batalyon detasemen zeni tempur.
Kini, prajurit tengah melakukan survei ke lokasi pembangunan. Diperkirakan tim baru akan kembali dari Papua dalam waktu 2 pekan ke depan.
Turun Tangan
Anggota Komisi I Agus Gumiwang meminta agar TNI turun tangan dalam membangun 14 ruas jalan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selain itu, dana yang dibutuhkan untuk membangun ruas jalan tersebut tidak sedikit, yakni sebesar Rp 425 miliar.
"Kalau ada anggaran langsung ditujukan ke Kementerian (Pertahanan), tidak melalui Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B)," kata Agus di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 4 September lalu.
Agus menjelaskan, dana ratusan miliar itu dapat langsung tersalurkan ke TNI bila tidak melewati UP4B, guna memotong birokrasi. Ia menuturkan untuk penyerapan anggaran Rp 425 miliar tidak akan ada yang mampu selain TNI.
Budiman yang hadir dalam rapat Komisi I ini menjelaskan rencana pembangunan jalan tersebut. Dalam rapat itu, Budiman meminta agar pembangunan yang awalnya direncanakan 3,5 bulan ditambah jangka waktu pengerjaannya menjadi 6 bulan. "Kalau 3,5 bulan tidak cukup," kata KSAD TNI baru itu.
Lebih dari 120 km jalan akan dibangun dan dikerjakan oleh 2 ribu prajurit TNI. Mereka merupakan gabungan prajurit dari Batalyon Zeni Marinir dan Denzibur sebanyak 3 detasemen.
Waspadai OPM
Untuk menghindari jatuhnya korban, Komisi I DPR meminta TNI mewaspadai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Anggota Komisi I Agus Sumiwang melihat OPM akan bertindak bila ribuan prajurit masuk ke Papua.
"Wajar OPM berkeberatan. Tapi kami terus membangun, kalau ada percepatan di luar konvensional. Kami jalan saja. Masa terus berhenti kalau OPM minta berhenti," tegas Agus.
KSAD Budiman berharap dari pembangunan ini dapat menciptakan kedamaian di Papua.
"Kita harapkan dengan memberi akses, ini bagian dari upaya memberikan akses jalan, maka gangguan keamanan akan bisa diperkecil. Semoga bisa bersama-sama menciptakan keadaan damai," tuturnya.
Berikut rincian alokasi dana dan 14 ruas jalan yang dibangun Kementerian Pertahanan:
1. Pembangunan jalan Kasonaweja-Trimuris-Sarmi senilai Rp 25 miliar
2. Pembangunan jalan Lagasari-Wapoga-Sumiangga senilai Rp 35 miliar
3. Pembangunan jalan Botawa-Wapoga senilai Rp 20 miliar
4. Pembangunan jalan Windesi-Yaur-Kwatisore senilai Rp 35 miliar
5. Pembangunan jalan SP3 Gesa-Barapaso-Batas Waropen senilai Rp 30 miliar
6. Pembangunan jalan Oksibil-Kawor-Waropko senilai Rp 53 miliar
7. Pembangunan jalan Rosbori-Manggui-Poom (Lingkar Yapen) senilai Rp 20 miliar
8. Pembangunan jalan Dawai-Waindu senilai Rp 20 miliar
9. Pembangunan jalan Saubeba-Rosbon senilai Rp 20 miliar
10. Pembangunan jalan Kenyam-Gearek Rp 40 miliar
11. Pembangunan jalan Gearek-Pasir Putih-Suru-suru senilai Rp 40 miliar
12. Pembangunan jalan Suru-suru-Obio-Dekai senilai Rp 40 miliar
13. Pembangunan jalan Mamugu-Batas Batu senilai Rp 40 miliar
14. Pembangunan jalan Lingkar Marsinam Rp 17 miliar.
(Ary/Sss)
KSAD Jenderal TNI Budiman menegaskan pembangunan hanya bisa dilaksanakan oleh prajuritnya karena medan yang sulit. Prajurit TNI dianggap mempunyai fisik lebih baik dari sipil, karena itu dapat melaksanakan pembangunan tanpa terpengaruh medan.
"Kita akan melakukan tugas yang memang secara keamanan dan kemampuan tidak bisa dilakukan swasta. Ini memerlukan fisik kuat dengan medan yang berat," ujar Budiman usai membuka Rapat Koordinasi Teknis TNI Manunggal Membangun Desa ke-91, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Budiman mengaku telah memerintahkan 2 ribu prajuritnya untuk melaksanakan tugas tersebut. Prajurit tersebut berasal dari 3 batalyon zeni tempur dengan 3 batalyon detasemen zeni tempur.
Kini, prajurit tengah melakukan survei ke lokasi pembangunan. Diperkirakan tim baru akan kembali dari Papua dalam waktu 2 pekan ke depan.
Turun Tangan
Anggota Komisi I Agus Gumiwang meminta agar TNI turun tangan dalam membangun 14 ruas jalan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selain itu, dana yang dibutuhkan untuk membangun ruas jalan tersebut tidak sedikit, yakni sebesar Rp 425 miliar.
"Kalau ada anggaran langsung ditujukan ke Kementerian (Pertahanan), tidak melalui Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B)," kata Agus di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 4 September lalu.
Agus menjelaskan, dana ratusan miliar itu dapat langsung tersalurkan ke TNI bila tidak melewati UP4B, guna memotong birokrasi. Ia menuturkan untuk penyerapan anggaran Rp 425 miliar tidak akan ada yang mampu selain TNI.
Budiman yang hadir dalam rapat Komisi I ini menjelaskan rencana pembangunan jalan tersebut. Dalam rapat itu, Budiman meminta agar pembangunan yang awalnya direncanakan 3,5 bulan ditambah jangka waktu pengerjaannya menjadi 6 bulan. "Kalau 3,5 bulan tidak cukup," kata KSAD TNI baru itu.
Lebih dari 120 km jalan akan dibangun dan dikerjakan oleh 2 ribu prajurit TNI. Mereka merupakan gabungan prajurit dari Batalyon Zeni Marinir dan Denzibur sebanyak 3 detasemen.
Waspadai OPM
Untuk menghindari jatuhnya korban, Komisi I DPR meminta TNI mewaspadai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Anggota Komisi I Agus Sumiwang melihat OPM akan bertindak bila ribuan prajurit masuk ke Papua.
"Wajar OPM berkeberatan. Tapi kami terus membangun, kalau ada percepatan di luar konvensional. Kami jalan saja. Masa terus berhenti kalau OPM minta berhenti," tegas Agus.
KSAD Budiman berharap dari pembangunan ini dapat menciptakan kedamaian di Papua.
"Kita harapkan dengan memberi akses, ini bagian dari upaya memberikan akses jalan, maka gangguan keamanan akan bisa diperkecil. Semoga bisa bersama-sama menciptakan keadaan damai," tuturnya.
Berikut rincian alokasi dana dan 14 ruas jalan yang dibangun Kementerian Pertahanan:
1. Pembangunan jalan Kasonaweja-Trimuris-Sarmi senilai Rp 25 miliar
2. Pembangunan jalan Lagasari-Wapoga-Sumiangga senilai Rp 35 miliar
3. Pembangunan jalan Botawa-Wapoga senilai Rp 20 miliar
4. Pembangunan jalan Windesi-Yaur-Kwatisore senilai Rp 35 miliar
5. Pembangunan jalan SP3 Gesa-Barapaso-Batas Waropen senilai Rp 30 miliar
6. Pembangunan jalan Oksibil-Kawor-Waropko senilai Rp 53 miliar
7. Pembangunan jalan Rosbori-Manggui-Poom (Lingkar Yapen) senilai Rp 20 miliar
8. Pembangunan jalan Dawai-Waindu senilai Rp 20 miliar
9. Pembangunan jalan Saubeba-Rosbon senilai Rp 20 miliar
10. Pembangunan jalan Kenyam-Gearek Rp 40 miliar
11. Pembangunan jalan Gearek-Pasir Putih-Suru-suru senilai Rp 40 miliar
12. Pembangunan jalan Suru-suru-Obio-Dekai senilai Rp 40 miliar
13. Pembangunan jalan Mamugu-Batas Batu senilai Rp 40 miliar
14. Pembangunan jalan Lingkar Marsinam Rp 17 miliar.
(Ary/Sss)