Untuk mengurangi dampak banjir di wilayah DKI Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan modifikasi cuaca sekaligus mengantisipasi tingginya curah hujan pada musim hujan yang diprediksi akan dimulai pada bulan Oktober ini, seperti tahun sebelumnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, modifikasi cuaca yang dilakukan dengan cara menyemai NaCL (garam dapur yang diolah menjadi tepung) yang disemai ke awan itu akan dilakukan mulai bulan Desember 2013 hingga Maret 2014. Pada bulan-bulan itu, diprediksi sebagai puncak musim hujan.
Untuk anggaran yang akan dihabiskan untuk kegiatan itu, Sutopo mengatakan, jumlahnya mencapai Rp 18 miliar. Dana tersebut berasal dari Pemprov DKI Jakarta. Namun BNPB siap membantu Pemprov DKi sepenuhnya dalam segi pendanaan.
"Dananya akan dipikirkan perlu Rp 18 miliar. Arahan Pak Jokowi pakai APBD untuk menganggarkan pelaksanaan modifikasi cuaca. Namun kalau pendanaan nggak ada, maka BNPB akan membiayai dan akan melaksanakan modifikasi cuaca nantinya," ujar Sutopo usai bertemu Jokowi di Balaikota, Jakarta, Jumat (11/10/2013).
Modifikasi cuaca di langit Jakarta dan sekitarnya ini, menurut Sutopo, telah terbukti dapat mengurangi dampak banjir di Jakarta dan curah hujan yang tinggi. Cara ini pernah dilakukan pada tahun ini. "Tahun 2013 kita melaksanakan antisipasinya dg modifikasi cuaca terbukti berhasil, maka upaya itu kita lakukan lagi pada musim hujan tahun ini," jelasnya.
Untuk prosesnya, Sutopo menjelaskan, sama seperti awal tahun ini. Pihaknya menggunakan pesawat akan menyemai NaCL dalam awan sebagai operasi modifikasi cuaca.
"Prosesnya melalui awannya yang ada kita buyarkan, kita jatuhkan ke laut. Selain dari langitnya, atmosfernya kita modifikasi, hujan kita kurangi, dijatuhkan ke tempat lain. Atau puncak hujannya dibuat agar tidak terjadi secara bersamaan," papar Sutopo. (Tnt/Sss)
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, modifikasi cuaca yang dilakukan dengan cara menyemai NaCL (garam dapur yang diolah menjadi tepung) yang disemai ke awan itu akan dilakukan mulai bulan Desember 2013 hingga Maret 2014. Pada bulan-bulan itu, diprediksi sebagai puncak musim hujan.
Untuk anggaran yang akan dihabiskan untuk kegiatan itu, Sutopo mengatakan, jumlahnya mencapai Rp 18 miliar. Dana tersebut berasal dari Pemprov DKI Jakarta. Namun BNPB siap membantu Pemprov DKi sepenuhnya dalam segi pendanaan.
"Dananya akan dipikirkan perlu Rp 18 miliar. Arahan Pak Jokowi pakai APBD untuk menganggarkan pelaksanaan modifikasi cuaca. Namun kalau pendanaan nggak ada, maka BNPB akan membiayai dan akan melaksanakan modifikasi cuaca nantinya," ujar Sutopo usai bertemu Jokowi di Balaikota, Jakarta, Jumat (11/10/2013).
Modifikasi cuaca di langit Jakarta dan sekitarnya ini, menurut Sutopo, telah terbukti dapat mengurangi dampak banjir di Jakarta dan curah hujan yang tinggi. Cara ini pernah dilakukan pada tahun ini. "Tahun 2013 kita melaksanakan antisipasinya dg modifikasi cuaca terbukti berhasil, maka upaya itu kita lakukan lagi pada musim hujan tahun ini," jelasnya.
Untuk prosesnya, Sutopo menjelaskan, sama seperti awal tahun ini. Pihaknya menggunakan pesawat akan menyemai NaCL dalam awan sebagai operasi modifikasi cuaca.
"Prosesnya melalui awannya yang ada kita buyarkan, kita jatuhkan ke laut. Selain dari langitnya, atmosfernya kita modifikasi, hujan kita kurangi, dijatuhkan ke tempat lain. Atau puncak hujannya dibuat agar tidak terjadi secara bersamaan," papar Sutopo. (Tnt/Sss)