Penemuan mayat Wanita dalam koper yang menggegerkan Kota Bogor. Di tubuh wanita tersebut ditemukan 20 tusukan.
"Korban dari data kita meninggal karena mendapat 20 tusukan pada tubuhnya," ujar salah seorang staf Forensik dan Jenazah RS Polri Kramat Jati, Anton di kantornya, Jakarta Timur, Minggu (3/11/2013).
Ia mengatakan, korban yang diperkirakan berumur 30-an ini akan dilakukan otopsi lebih lanjut. Hal itu untuk menambah bukti polisi dalam penyidikan.
"Otopsi akan terus dilakukan. Ya buat kepentingan penyidikan polisi," tegasnya.
Mayat wanita yang diduga berdarah Tionghoa tersebut masuk ke RS Polri pada pukul 16.15 WIB, Sabtu 2 November kemarin.. Namun, sampai sekarang belum ada keluarga yang menghubungi pihak rumah sakit untuk meminta keterangan atau menanyakan terkait kehilangan anggota keluarga mereka.
"Dari data kita, belum ada pihak keluarga yang menghubungi. Ya untuk menanyakan ciri-ciri wanita itu apakah sama dengan anggota keluarga mereka yang mungkin hilang," paparnya.
Pantauan Liputan6.com, ruang Jenazah RS Polri Kramat Jati terlihat sepi. Hingga pukul 10.00 WIB, belum ada rombongan keluarga yang mendatangi ruang jenazah.
Sebelumnya, jasad perempuan itu ditemukan warga dalam koper yang sedang mengambang di Kali Cinyurup. Warga yang curiga lantaran dari dalam koper tercium aroma busuk melapor ke petugas kepolisian.
Saat gembok koper dibuka, petugas mendapati kondisi jasad sudah membengkak dan di tubuhnya terdapat belasan luka tikaman senjata tajam.
"Luka tusuk pada perut sebelah kiri 13, bahu kiri 4 tusukan, leher kiri 3," kata Kanit Reskrim Gunung Sindur AKP Budi Santoso.
Dari hasil identifikasi awal, korban diperkirakan berusia antara 33 hingga 35 tahun. Korban mengenakan baju terusan warna oranye bermotif kembang dan celana dalam warna merah.
Korban memiliki ciri-ciri fisik berupa kulit putih, rambut sebahu, dan mengenakan anting perak di kedua telinga. Kuku tangan dan kaki korban juga menggunakan cat kuku merah. (Mut)
"Korban dari data kita meninggal karena mendapat 20 tusukan pada tubuhnya," ujar salah seorang staf Forensik dan Jenazah RS Polri Kramat Jati, Anton di kantornya, Jakarta Timur, Minggu (3/11/2013).
Ia mengatakan, korban yang diperkirakan berumur 30-an ini akan dilakukan otopsi lebih lanjut. Hal itu untuk menambah bukti polisi dalam penyidikan.
"Otopsi akan terus dilakukan. Ya buat kepentingan penyidikan polisi," tegasnya.
Mayat wanita yang diduga berdarah Tionghoa tersebut masuk ke RS Polri pada pukul 16.15 WIB, Sabtu 2 November kemarin.. Namun, sampai sekarang belum ada keluarga yang menghubungi pihak rumah sakit untuk meminta keterangan atau menanyakan terkait kehilangan anggota keluarga mereka.
"Dari data kita, belum ada pihak keluarga yang menghubungi. Ya untuk menanyakan ciri-ciri wanita itu apakah sama dengan anggota keluarga mereka yang mungkin hilang," paparnya.
Pantauan Liputan6.com, ruang Jenazah RS Polri Kramat Jati terlihat sepi. Hingga pukul 10.00 WIB, belum ada rombongan keluarga yang mendatangi ruang jenazah.
Sebelumnya, jasad perempuan itu ditemukan warga dalam koper yang sedang mengambang di Kali Cinyurup. Warga yang curiga lantaran dari dalam koper tercium aroma busuk melapor ke petugas kepolisian.
Saat gembok koper dibuka, petugas mendapati kondisi jasad sudah membengkak dan di tubuhnya terdapat belasan luka tikaman senjata tajam.
"Luka tusuk pada perut sebelah kiri 13, bahu kiri 4 tusukan, leher kiri 3," kata Kanit Reskrim Gunung Sindur AKP Budi Santoso.
Dari hasil identifikasi awal, korban diperkirakan berusia antara 33 hingga 35 tahun. Korban mengenakan baju terusan warna oranye bermotif kembang dan celana dalam warna merah.
Korban memiliki ciri-ciri fisik berupa kulit putih, rambut sebahu, dan mengenakan anting perak di kedua telinga. Kuku tangan dan kaki korban juga menggunakan cat kuku merah. (Mut)