Media Australia, The Australian juga menyebut Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi sempat ingin mengundurkan diri dari kabinet karena dominasi Ibu Negara Ani Yudhoyono dalam pemerintahan. Kabar itupun ditepis petinggi Partai Demokrat TB Silalahi.
Â
"Sudi itu sudah 20 tahun bersama sama Pak SBY. Jauh sebelum jadi Presiden. Sejak Pak SBY Kasospol TNI sampai Menko Polkam, sampai presiden 2 periode," ujar Sekretaris Dewan kehormatan Partai Demokrat TB Silalahi kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Menurut mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu, laporan The Australian yang mengutip WikiLeaks, dari mulai kuatnya dominasi Ibu Ani sampai menyiapkan Agus Harimurti sebagai calon presiden, hanya dikarang-karang.
"Menurut saya ini adalah wartawan The Australian mengada-ada. Jadi bela untuk penyadapan. Itu bela pemerintahan sendiri," terang pria bernama lengkap Tiopan Bernhard Silalahi ini.
WikiLeaks menyebut, kawat diplomatik yang dikirim pada 17 Oktober 2007 dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta kepada diplomat Amerika di Canberra dan CIA. Dokumen Wikileaks itu menyebut bahwa Ibu Ani adalah penasihat paling berpengaruh Presiden SBY.
Kawat diplomatik itu mengungkap informasi dari politisi Partai Demokrat, TB Silalahi. Menurut pengakuan TB Silalahi, dalam berita The Australian, pengaruh Ibu Ani membuat para staf presiden merasa terpinggirkan. Bahkan pada awal Januari 2007, Sudi Silalahi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Kabinet disebut berniat mundur dari jabatannya. (Mvi/Ism)
Â
"Sudi itu sudah 20 tahun bersama sama Pak SBY. Jauh sebelum jadi Presiden. Sejak Pak SBY Kasospol TNI sampai Menko Polkam, sampai presiden 2 periode," ujar Sekretaris Dewan kehormatan Partai Demokrat TB Silalahi kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Menurut mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu, laporan The Australian yang mengutip WikiLeaks, dari mulai kuatnya dominasi Ibu Ani sampai menyiapkan Agus Harimurti sebagai calon presiden, hanya dikarang-karang.
"Menurut saya ini adalah wartawan The Australian mengada-ada. Jadi bela untuk penyadapan. Itu bela pemerintahan sendiri," terang pria bernama lengkap Tiopan Bernhard Silalahi ini.
WikiLeaks menyebut, kawat diplomatik yang dikirim pada 17 Oktober 2007 dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta kepada diplomat Amerika di Canberra dan CIA. Dokumen Wikileaks itu menyebut bahwa Ibu Ani adalah penasihat paling berpengaruh Presiden SBY.
Kawat diplomatik itu mengungkap informasi dari politisi Partai Demokrat, TB Silalahi. Menurut pengakuan TB Silalahi, dalam berita The Australian, pengaruh Ibu Ani membuat para staf presiden merasa terpinggirkan. Bahkan pada awal Januari 2007, Sudi Silalahi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Kabinet disebut berniat mundur dari jabatannya. (Mvi/Ism)