Pemuda malang bernama Fikri Dolasmantya Surya belum merasakan bangku kuliah di Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, namun ajal menjemputnya saat kegiatan ospek di kampus idamannya. Untuk itu, pihak kampus akan mengembalikan uang kuliah yang sudah dibayarkan ke orangtua almarhum, yakni sebesar Rp 25 juta.
"Benar (uang kuliah dikembalikan), karena almarhum belum sempat mendapatkan ilmu di ITN," kata Rektor ITN Malang, Soeparno Djiwo, melalui pesan tertulisnya, Selasa (17/12/2013).
Uang sebesar Rp 25 juta itu meliputi iuran dana pengembangan pendidikan, SPP, uang SKS dan sebagainya. Uang itu dikembalikan setelah jasa almarhum dihantarkan ke rumah duka di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Selain karena almarhum belum sempat mendapatkan ilmu, Soeparno menyebut pengembalian uang itu sebagai wujud empati terhadap keluarga almarhum.
Disinggung mengenai pemberian tali asih (uang duka) lainnya di luar pengembalian uang kuliah, Soeparno menyebut belum ada rencana itu. Lantaran pihak kampus mengkhawatirkan, pemberian itu justru memicu penafsiran yang salah dari banyak pihak.
"ITN masih belum berani memberikan dana di luar biaya pendidikan, khawatir disalahartikan atas kasus ini,” ujar Soeparno.
Sampai saat ini, sebanyak 114 mahasiswa baru Jurusan Planologi diperiksa polisi untuk dimintai keterangan. Direncanakan besok pagi, sebanyak 110 mahasiswa yang menjadi panitia kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) turut diperiksa kepolisian.
Soeparno memilih menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. "Sepenuhnya kami serahkan pada kepolisian untuk penyelesaian masalah ini," ucap Soeparno. (Tnt/Ism)
[Baca juga: Geger Ospek Maut ITN Malang]
"Benar (uang kuliah dikembalikan), karena almarhum belum sempat mendapatkan ilmu di ITN," kata Rektor ITN Malang, Soeparno Djiwo, melalui pesan tertulisnya, Selasa (17/12/2013).
Uang sebesar Rp 25 juta itu meliputi iuran dana pengembangan pendidikan, SPP, uang SKS dan sebagainya. Uang itu dikembalikan setelah jasa almarhum dihantarkan ke rumah duka di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Selain karena almarhum belum sempat mendapatkan ilmu, Soeparno menyebut pengembalian uang itu sebagai wujud empati terhadap keluarga almarhum.
Disinggung mengenai pemberian tali asih (uang duka) lainnya di luar pengembalian uang kuliah, Soeparno menyebut belum ada rencana itu. Lantaran pihak kampus mengkhawatirkan, pemberian itu justru memicu penafsiran yang salah dari banyak pihak.
"ITN masih belum berani memberikan dana di luar biaya pendidikan, khawatir disalahartikan atas kasus ini,” ujar Soeparno.
Sampai saat ini, sebanyak 114 mahasiswa baru Jurusan Planologi diperiksa polisi untuk dimintai keterangan. Direncanakan besok pagi, sebanyak 110 mahasiswa yang menjadi panitia kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) turut diperiksa kepolisian.
Soeparno memilih menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. "Sepenuhnya kami serahkan pada kepolisian untuk penyelesaian masalah ini," ucap Soeparno. (Tnt/Ism)
[Baca juga: Geger Ospek Maut ITN Malang]