Fitra: Kebijakan PNBP 2013 Eksploitatif

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam APBN 2013 cenderung mengalami penurunan, khususnya penerimaan dari sektor Sumber Daya Alam.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Des 2013, 15:09 WIB
Diterbitkan 30 Des 2013, 15:09 WIB
fitra121230-b.jpg
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam APBN 2013 cenderung mengalami penurunan, khususnya penerimaan dari sektor Sumber Daya Alam (SDA). Hal itu merupakan temuan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra).

"Dari temuan yang pertama terkait dengan hilangnya PNPB ini menjadi satu catatan penting bagi kita semua, sektor pertambangan kemudian sektor kehutanan ini yang paling banyak dieksploitasi," ujar Sekjen Fitra, Yenny Sucipto dalam Catatan Akhir Tahun 2013 di Kantor Fitra, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (30/12/2013).

Data temuan Fitra menunjukan, pada 2013 pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri ESDM menargetkan produksi batu bara sekitar 330 juta ton; 20% untuk keperluan energi domestik dan sisanya untuk eskpor. Dari hasil tersebut hanya diperoleh penghasilan sebesar Rp 15,3 triliun.

Fitra pun menganggap angka penghasilan PNPB tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan yang diakibatkan.

"Jadi memang sangat eksploitatif kebijakan PNPB kita, selain itu juga merusak lingkungan. Eksploitasinya besar, penerimaannya kecil," kata Yenny.

Selain dari sektor pertambangan, disebutkan juga 1,5 juta hektar hutan di Indonesia dibabat habis. Namun hasil yang didapat juga tidak sebanding dengan penerimaan anggaran yang hanya 2,5% dari total PNBP.

"Jadi bisa kita bayangkan sumber daya alam kita, selain ditunggangi oleh kepentingan politik, juga merusak sumber daya alam, merusak hutan, tetapi penerimaannya sangat tidak memadai," pungkas Yenny. (Mut/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya