Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengaku telah menginvestigasi dugaan penganiayaan anak Panti Asuhan Samuel di kawasan Serpong, Tangerang. Hasilnya, kondisi panti bagaikan kandang anjing.
"Kondisi (panti) yang lama seperti kandang anjing, tidak layak menjadi panti. Dapur, toilet, pembuangan sampah, tidak dikelola dengan baik," ungkap Arist di Gedung Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2014).
Panti asuhan lama tersebut, katanya, telah ditinggali selama 10-15 tahun. Namun, 2 bulan sebelum kasus penganiayaan mencuat, pemilik panti Pendeta Chemuel memindahkan seluruh anak asuh ke lokasi baru di Gading Serpong Sektor 6, Blok GC, Kabupaten Tangerang.
Namun, kondisi fisik panti baru juga sama mengenaskannya dengan yang lama. "Di rumah yang baru juga tidak layak. Dapur, tempat makan, tempat tidur, toilet, sama tidak layaknya dengan kondisi rumah panti yang semula. Bahkan bahan makanan seperti beras, ditaruh dengan kondisi bertumpuk dan di tempat kotor," tutur Arist.
"Manajemennya yang salah. Harus ada pembenahan," tegas Arist.
Komnas PA mendapat informasi dari warga sekitar pada 11 Februari 2014. Kemudian, pada 11 Februari hingga 22 Februari, Komnas PA melakukan investigasi. Pada Senin 24 Februari, 12 anak penghuni panti dievakuasi.
"Saya mengambil sikap, kemarin melihat keadaan sesungguhnya, didampingi oleh polisi juga. Informasi bahwa anak ditelantarkan dan sebagainya. Saya sangat miris," tandas Arist.
Bantah
Pemilik dan pengelola Panti Asuhan Samuel, Pendeta Chemuel Watulingas menepis tudingan dari LBH Mawar Sharon mengenai dugaan kekerasan. Chemuel membantah adanya penyiksaan, apalagi mengakibatkan anak panti yang meninggal dunia.
"Penganiayaan dari mana? LBH Mawar Sharon pernah datang ke sini secara tiba-tiba. Mana buktinya? Kalau terbukti, saya Pendeta Chemuel siap dipenjara," tegas Pendeta Chemuel saat dihubungi Liputan6.com, Minggu 23 Februari 2014. (Mut/Yus)
Baca juga:
"Kondisi (panti) yang lama seperti kandang anjing, tidak layak menjadi panti. Dapur, toilet, pembuangan sampah, tidak dikelola dengan baik," ungkap Arist di Gedung Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2014).
Panti asuhan lama tersebut, katanya, telah ditinggali selama 10-15 tahun. Namun, 2 bulan sebelum kasus penganiayaan mencuat, pemilik panti Pendeta Chemuel memindahkan seluruh anak asuh ke lokasi baru di Gading Serpong Sektor 6, Blok GC, Kabupaten Tangerang.
Namun, kondisi fisik panti baru juga sama mengenaskannya dengan yang lama. "Di rumah yang baru juga tidak layak. Dapur, tempat makan, tempat tidur, toilet, sama tidak layaknya dengan kondisi rumah panti yang semula. Bahkan bahan makanan seperti beras, ditaruh dengan kondisi bertumpuk dan di tempat kotor," tutur Arist.
"Manajemennya yang salah. Harus ada pembenahan," tegas Arist.
Komnas PA mendapat informasi dari warga sekitar pada 11 Februari 2014. Kemudian, pada 11 Februari hingga 22 Februari, Komnas PA melakukan investigasi. Pada Senin 24 Februari, 12 anak penghuni panti dievakuasi.
"Saya mengambil sikap, kemarin melihat keadaan sesungguhnya, didampingi oleh polisi juga. Informasi bahwa anak ditelantarkan dan sebagainya. Saya sangat miris," tandas Arist.
Bantah
Pemilik dan pengelola Panti Asuhan Samuel, Pendeta Chemuel Watulingas menepis tudingan dari LBH Mawar Sharon mengenai dugaan kekerasan. Chemuel membantah adanya penyiksaan, apalagi mengakibatkan anak panti yang meninggal dunia.
"Penganiayaan dari mana? LBH Mawar Sharon pernah datang ke sini secara tiba-tiba. Mana buktinya? Kalau terbukti, saya Pendeta Chemuel siap dipenjara," tegas Pendeta Chemuel saat dihubungi Liputan6.com, Minggu 23 Februari 2014. (Mut/Yus)
Baca juga:
Komnas PA: Ada Petunjuk Awal Dugaan Penganiayaan Panti Samuel
Sederet Dugaan Kekerasan Panti Samuel Versi Komnas PA
Melongok Bangunan Lama Panti Samuel
Anak Panti Asuhan Samuel Juga Dikurung di Kandang Anjing