Tips Menjadi Pendengar yang Baik

Tidak semua orang mendapat kesempatan menjadi pendengar dari cerita setiap orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2020, 08:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Sayangnya, menjadi pendengar yang baik semakin menjadi seni yang hilang. Tatap muka dan bahkan percakapan telepon bukan lagi cara utama kita berkomunikasi.

Sangat penting bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik karena kita tahu betapa senang rasanya ketika mendengarkan cerita orang.

Sebagian besar dari kita ingin menjadi pendengar yang aktif dan merasa memiliki orang yang disayangi didengarkan.

Pendengar yang baik akan mendatangkan banyak manfaat yaitu meningkatkan hubungan dalam kehidupan pribadi, membantu memecahkan masalah orang lain, mempelajari berbagai sudut pandang untuk memperluas perspektif sendiri, dan sebagainya.

Berikut tips menjadi pendengar yang baik melansir dari liveboldandbloom.com.

1. Perhatikan komunikasi non-verbal dan nada suara

Mendengar kata-kata seseorang hanyalah sebagian kecil dari menjadi pendengar yang baik. Berkomunikasi jauh lebih banyak melalui ekspresi, bahasa tubuh, dan nada suara.

Saat mendengarkan seseorang, perhatikan juga bahasa tubuhnya dengan cermat. Dengarkan juga bagaimana mereka menyajikan apa yang dikatakan.

Apakah mereka terdengar lelah, tertekan, antusias, bingung. Ini dapat membantumu menjadi lebih berbelas kasih dan pengertian terhadap orang lain.

2. Jadilah cermin

Teknik yang paling tepat untuk mendengarkan adalah dengan mencerminkan orang yang mengajak kamu bercerita. Mirroring membantu membangun hubungan dengan orang lain, dan itu mendorong perasaan bahwa kamu memiliki sikap dan gagasan yang sama.

Kamu juga dapat mencerminkan konsep atau ide yang baru saja didengar dan dikomunikasikan dari orang lain untuk memperkuat bahwa memahami apa yang mereka katakan. Ini sangat penting dalam hubungan intim dalam situasi konflik.

3. Berlatih untuk diam

Terkadang cara terbaik untuk mendengarkan adalah dengan memberikan ruang hening dalam percakapan. Respons verbal tidak selalu diperlukan, dan ruang hening ini mengundang pembicara untuk menawarkan lebih dari apa yang mereka pikirkan dan rasakan.

Tidak nyaman duduk diam lebih dari beberapa detik, tetapi singkirkan rasa tidak nyaman itu dan duduk saja. Terkadang koneksi yang paling kuat dibuat di ruang sunyi itu.

 

4. Ajukan pertanyaan menyelidik

Teman curhat (iStock)
Ilustrasi teman curhat (iStockphoto)

Tanyakanlah pertanyaan terbuka agar lawan bicara lebih mau bercerita banyak. Pertanyaan terbuka akan mengundang wawasan dan wacana lebih dalam di antara kamu berdua.

Saat mengajukan pertanyaan pun harus memilih waktu yang tepat dan pastikan pertanyaan mu tidak menjadi interogasi.

5. Jangan menyela atau mengubah topik pembicaraan

Jika ingin menjadi pendengar yang baik, kamu harus memungkinkan pembicara untuk menyelesaikan pemikiran tanpa mengganggu mereka. Kamu mungkin pernah bertemu orang-orang yang sering menyela, mengambil alih pembicaraan, dan menggunakan audiens sebagai platform untuk membicarakan diri mereka sendiri atau berbagi pengetahuan atau keahlian mereka.

Bahkan jika mereka melakukan ini secara tidak sadar, rasanya seolah-olah mereka belum mendengar kata yang kamu ucapkan atau mereka tidak benar-benar peduli dengan apa yang kamu katakan.

6. Berpikir dahulu sebelum merespon

Ketika tiba saatnya berbicara, pastikan kata-kata mu tepat. Jika kamu benar-benar terlibat dalam apa yang orang lain katakan, maka kamu tidak fokus pada apa yang ingin kamu katakan.

Jadi luangkan waktu sejenak untuk memikirkan respon dan apa yang ingin kamu katakan. Jika kamu diminta berpendapat, pastikan kamu merenungkan apa yang baru saja didengar sehingga dapat menawarkan jawaban dengan baik.

 

Reporter : Helena Yupita

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya