Peneliti Harvard: Pertajam Kemampuan Otak dengan Konsumsi 5 Makanan Ini Setiap Hari

Konsumsi 5 makanan ini untuk meningkaykan kesehatan otak Anda

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 18:00 WIB
4 Gaya Hidup Sehat Semu yang Berpotensi Bikin Tubuh Kelelahan
Ilustrasi makanan sehat. (dok. Dan Gold/Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti dan ahli nutrisi dari Harvard Medical School Uma Naidoo memberikan lima rekomendasi makanan yang harus Anda konsumsi setiap hari agar otak Anda memiliki daya ingat dan fokus setiap harinya.

Otak memiliki fungsi terpenting dalam tubuh, di antaranya untuk berpikir, mengingat sesuatu,  fokus mengerjakan tugas, melakukan pergerakan, melakukan pernapasan hingga mengatur detak jantung Anda.

Tidak hanya sampai disana, makanan-makanan tertentu dapat membantu meningkatkan kesehatan organ agar dapat lebih kuat, lebih tajam, cerdas, dan kemampuan lainnya. Otak dan pola makan memiliki korelasi yang sangat erat dalam memperoleh umur panjang.

Menurut National Institute on Aging, makanan yang dikonsumsi dapat secara langsung berdampak pada peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh, jika makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi standar kesehatan.

Kedua dampak tersebut dapat memengaruhi risiko dari penyakit pada otak, seperti alzheimer dan parkinson. Tentunya, setiap orang ingin terhindar dari penyakit tersebut untuk memiliki tubuh yang sehat dan bugar hingga tua nanti.

Naidoo menyarankan beberapa makanan yang ia makan untuk mempertajam ingatan, melatih fokus, dan kesehatan otaknya secara menyeluruh. Bahan-bahan makanan ini cukup mudah dan sering dikonsumsi juga oleh beberapa orang. Namun, tidak semua orang mengetahui khasiatnya bagi kesehatan otak.

 

 

Makanan Sehat Untuk Otak

Makanan yang Bisa Bantu Menghilangkan Stres
Dark Chocolate / Sumber: iStockphoto

1. Cokelat Hitam

Cokelat hitam memiliki kandungan yang banyak antioksidan dan flavanol kakao yang dapat menjaga kesehatan sel di otak. Menurut naidoo, makanan ini juga memiliki kandungan serat untuk menghindari peradangan otak dan mencegah penurunan kognitif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2020 terhadap dampak cokelat hitam dan putih, ditemukan bahwa cokelat hitam memiliki kinerja yang lebih baik setelah 2 jam dikonsumsi dibandingkan cokelat putih.

Melalui penemuan tersebut, para ahli mengidentifikasikan bahwa pengaruh dan dampak yang diberikan diakibatkan adanya kandungan flavonoid yang tinggi dalam cokelat hitam dan dapat secara signifikan meningkatkan kognitif manusia.

Standar cokelat hitam yang dikonsumsi harusnya minimal 70 persen kakao atau di atasnya. Hanya saja jangan terlalu berlebihan dalam mengonsumsinya.

“Satu meta-analisis menunjukkan jumlah ideal mengonsumsi cokelat untuk kesehatan pembuluh darah termasuk ke otak adalah sekitar 45 gram per minggu,” jelas Naidoo. 

2. Buah Beri

Buah beri memberikan banyak manfaat karena kandungannya yang memiliki antioksidan, fitonutrien, serat, vitamin, dan mineral. Beragam nutrisi yang dimiliki dapat mempertahankan memori, sedangkan kandungan serat memberi makan mikroba di usus untuk mengurangi peradangan otak.

“Memilih buah beri yang bermacam-macam adalah buah beri merah, biru, dan hitam,” saran Naidoo.

Contohnya, stroberi yang kaya akan flavonoid dan bermanfaat memperlambat penurunan kognitif. Lalu, blueberry dapat mencegah stres oksidatif, sedangkan blackberry⎼yang menjadi sumber antioksidan⎼dapat membantu menyehatkan sel otak.

“Makan berbagai buah beri berwarna dapat mengurangi gejala kecemasan dan membantu tubuh terhindari dari penyakit neurodegeneratif seperti demensia, jelas Naidoo. Saran konsumsi buah beri adalah setengah sampai satu cangkir dalam seharinya.

 

 

Makanan Sehat untuk Otak

[Fimela] Masker Kunyit Atasi Ketiak Hitam
Masker Kunyit Atasi Ketiak Hitam | unsplash.com

3. Kunyit dengan Lada Hitam

Kunyit mengandung senyawa disebut kurkumin yang menjadi salah satu rahasia untuk meningkatkan ketajaman otak. “Kurkumin adalah zat antiinflamasi yang tinggi,” jelas Naidoo.

Mengonsumsi kunyit dapat mengurangi gejala kecemasan dan menurunkan penurunan kognitif seiring bertambahnya usia. Naidoo menegaskan bahwa kunyit sangat bagus, tapi khasiatnya akan bertambah bisa dikombinasikan dengan lada hitam.

“Sejumput lada hitam dalam kunyit karena kandungan piperin⎼senyawa dalam lada hitam⎼ dapat mengaktifkan kurkumin dan meningkatkan bioavailabilitas (jumlah kandungan obat) ke otak dan tubuh,” tambahnya.

Alternatif yang bisa dilakukan adalah Anda memasukan kunyit dan lada hitam ke dalam makanan seperti nasi hangat, kentang, atau oatmeal.

4. Sayur Hijau

“Sayur hijau merupakan makanan pokok dalam diet sehat untuk otak karena mengandung folat yaitu vitamin B untuk menjaga perkembangan saraf dan fungsi neurotransmitter⎼senyawa organik yang membawa sinyal di antara neuron,” papar Naidoo saat menjelaskan kandungan sayur hijau.

Kekurangan folat dalam tubuh dapat berdampak pada peningkatan gejala depresi dan penuaan kognitif. Sayuran yang direkomendasikan antara lain sebagai berikut.

  1. Arugula
  2. Dandelion hijau
  3. Bayam
  4. Swiss
  5. Selada air 

Anda juga dapat mengombinasikan seluruh sayur untuk dimakan sebagai hidangan salad, atau bisa juga digabung ke dalam pasta, burrito, atau topping pizza.

 

 

Makanan Fermentasi

Ilustrasi semangkuk yogurt/ Pexels
Ilustrasi semangkuk yogurt (Foto oleh Vlad Chețan dari Pexels).

5. Makanan yang Difermentasi

Fermentasi melibatkan penambahan makanan dari kultur mikroorganisme, lalu menambahkan gula dalam makanan. Hal tersebut dapat menciptakan produk lain, seperti asam laktat yang dapat menghasilkan bakteri ramah usus.

Hubungan makanan fermentasi antara usus dan otak dapat meningkatkan kesehatan usus sekaligus fungsi kognitif dalam otak. Naidoo sendiri suka mengonsumsi kimchi buatannya sendiri sebagai camilan dengan batang seledri.

Beberapa makanan fermentasi lainnya yang bisa dikonsumsi yaitu sebagai berikut.

  1. Kol parut
  2. Sup kedelai Jepang, miso
  3. Kombucha
  4. Kefir
  5. Yogurt 

Namun, jika dikonsumsi berlebih, makanan fermentasi dapat menyebabkan perut kembung. Disarankan untuk mengurangi asupan sampai usus dan tubuh dapat menyesuaikan diri.

Kemudian, dipastikan untuk memeriksa ulang label makanan untuk mengecek kembali fermentasi makanan yang sudah dilakukan. Jika benar dilakukan fermentasi, biasanya akan muncul tulisan “live active cultures”.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya