Kapan Waktu yang Pas untuk Servis AC Mobil?

Pemilik mobil harus melakukan servis berkala untuk komponen air conditioning

oleh Rio Apinino diperbarui 23 Nov 2015, 20:06 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 20:06 WIB
Kapan Waktu yang Pas untuk Servis AC Mobil?
Pemilik mobil harus melakukan servis berkala untuk komponen air conditioning

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik mobil harus melakukan servis berkala untuk komponen air conditioning (AC) atau pendingin ruangan. Hal ini dilakukan agar kondisi AC tetap baik, dan pada akhirnya kenyamanan berkendara pun tetap terjaga.

Servis AC biasanya didasarkan pada waktu tertentu. Waktu servis berkala itu sendiri disesuaikan dengan kondisi lingkungan, apakah pemilik mobil tinggal di kota besar seperti Jakarta, ataukah di pedesaan dan wilayah lainnya.

"Kami mematok standar 1 tahun atau 10 ribu km untuk servis reguler AC. Itu standar pengguna mobil di kota besar seperti Jakarta," ujar pemilik bengkel AC Rotary Bintaro, Ferry Jensen kepada Liputan6.com.

Sementara untuk mereka yang tinggal di pedesaan, ia mengatakan, bahwa servis bisa saja dilakukan per 20 ribu km. Hal ini disebabkan karena udara pedesaan pada dasarnya lebih bersih dibanding di kota.

"Tapi ada juga yang di daerah, wilayah tambang, yang servis AC-nya relatif cepat, hanya 3.000 km. Mereka anggap udara di tempatnya lebih kotor," ujarnya.

Ada dua jenis servis AC yang dilakukan berkala. Untuk yang tahunan, jenis servisnya adalah servis kecil. Pada jenis servis ini, umumnya yang dilakukan adalah pembersihan evaporator dan filter agar kotoran dapat kembali disaring dengan maksimal.

Sementara servis besar dilakukan dengan cara pembersihan menyeluruh, misalnya evaporator dicuci dan freon diisi ulang. Waktu yang disarankan untuk melakukan servis besar ini adalah dua tahun sekali.

Ferry mengatakan bahwa harga servis tergantung jenis mobilnya. Servis mobil produksi Jepang dibanderol dengan harga lebih murah jika dibanding mobil Eropa. Sebab menurutnya, mobil Eropa lebih sulit 'dipreteli' dibanding mobil-mobil Jepang.

"Servis besar mobil Jepang maksimal Rp 575 ribu. Kalau mobil Eropa bisa sampai Rp 2 juta. Tergantung tingkat kesulitan," jelas Ferry.

(rio/ian)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya