Liputan6.com, Jakarta - Honda HR-V menjadi produk yang fenomenal. Betapa tidak, mobil yang bermain di kelas sport utility vehicle (SUV) kompak itu sukses memimpin penjualan dan mendongkrak jenama Jepang itu di pasar otomotif nasional.
Sebagaimana diketahui, Honda HR-V tersedia dalam dua tipe mesin, 1,8 liter dan 1,5 liter. Untuk yang mesin berkapasitas besar, ia menempel di kelas CR-V. Sementara 1,5 liter bersaing dengan Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Ford EcoSport.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan HR-V 1,5 liter terjual sebanyak 2.407 unit pada November. Sepanjang tahun ini, SUV kompak bergaya coupe itu telah laku 27.139 unit dengan perolehan market share 40 persen.
Advertisement
Baca Juga
Di tengah popularitas Honda HR-V, `bedahtulang `-- nama anonim dari akun forum Kaskus -- curhat soal masalah yang kerap terjadi pada Honda HR-V yang ia gunakan sejak Juni. Berdasarkan penuturannya, mobil itu kerap menimbulkan bunyi-bunyi yang menggangu.Â
"Mobil baru, km 8.000an, bolak balik bengkel > 10x, menginap total > 2 minggu. Wajar tidak? Saya tekankan, saya sudah sangat kooperatif mengikuti aturan HPM untuk menyelesaikan semua masalah lewat beres, dan nanti beres yg akan kontak HPM, dan ini sudah saya lakukan dengan sabar terbukti dari faktur2 dibawah ini. Tapi pertanyaannya.. sampai kapan? apakah kalau nanti dilakukan perbaikan, 1 bulan kemudian bermasalah lagi, saya harus bersabar juga?" demikian sebagian dari tulisan Bedahtulang di forum itu.
Liputan6.com pun berhasil menghubungi yang bersangkutan. Melalui pesan singkat ia ingin meminta kejelasan dari HPM. "Kalau misalnya nanti setelah diperbaiki ada masalah lagi, apakah saya masih harus bolak-balik ke bengkel. Karena ini kan mobil baru," tutur pria tersebut.
Puluhan HR-V juga bermasalah
Menurut dia, keluhan soal SUV kompak anyar Honda itu tak cuma dialami olehnya. Sejumlah pengguna lain pun dibuat jengkel karena harus bolak-balik ke bengkel.
Melalui keterangannya, ia dan empat orang lainnnya mengumpulan data dari 60 pemilik HR-V lainnya. "Lengkap dengan nama, nomor telepon, nomor plat mobil. Mereka semua merasakan keluhan juga di kaki-kaki. Saat itu kami berlima mengirimkan data-data via email ke HPM bahkan ke Presdir HPM Tomoki Uchida," paparnya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.Â
"Masalahnya adalah tidak ada koordinasi antara HPM dengan bengkel-bengkel resmi di daerah," katanya.
Tapi, lanjut dia, HPM saat itu meminta untuk melaporkan keluhan ke bengkel Honda terdekat. "Masalahnya adalah tidak ada koordinasi antara HPM dengan bengkel-bengkel resmi di daerah," katanya.
Merasa tak mendapat kejelasan, mereka akhirnya mengadukan masalah ini langsung ke Honda Jepang. "Sayangnya jawaban mereka juga sama. Intinya meminta kami kordinasi dengan HPM sebagai perwakilan Honda di Indonesia," sesal dia. Mengirim surat ke Honda Jepang lantaran dua kali surat yang dirimkan ke Honda Prospect Motor tak direspons.Â
Jawaban HPMÂ
Liputan6.com pun mencoba mencari konfirmasi soal isu ini. Marketing Director and Aftersales Service PT HPM Jonfis Fandy, mengatakan, mereka telah membuat janji dengan konsumen untuk menangani kasus tersebut.
"Ada beberapa tentunya, tapi tidak seperti yang ditulis sampai 60-an (unit HR-V). Dan bunyi (keluhan) juga ada yang berbeda," jawab Jonfis soal surat keluhan yang dilayangkan Bedahtulang.
Menyoal respons HPM yang kurang cepat dalam menangani keluhan, Jonfis tidak sependapat. Sebab, main dealer Surabaya diturunkan untuk mengatasi keluhan. "Tapi kenyataannya kurang puas," imbuh dia.
Keluhan pengguna terhadap Honda HR-V dinilai wajar oleh Jonfis. Sebab, semua produk pun jauh dari sempurna.
Tidak ada produk yang sempurna
"Produk yang kami keluarkan tidak akan sempurna. Karena ada human erorr sehingga tidak mungkin 100 persen," jelasnya.
"Saya pecat yang bersangkutan kalau tidak memberikan layanan yang benar," tegasnya.
"Makanya kami ada garansi yang melindungi ketidaksempurnaan. Saat mobil mereka diinapkan ke bengkel, kami pun memberikan mobil pengganti."
Untuk urusan kualitas layanan, Jonfis menegaskan, Honda tak main-main. "Saya pecat yang bersangkutan kalau tidak memberikan layanan yang benar," tegasnya.
Kemudian, ketika ditanya adakah kemungkinan masalah ini berimplikasi ke kampanye penarikan (recall) ia menjawab "Honda Motor yang memutuskan bukan kosumen. Bahkan saya senang kalau ada recall dari global, berarti konsumen benar-benar diperhatikan."
Memang, kualitas layanan itu tak ditampik oleh `bedahtulang`. Ia mengakui respons bengkel resmi di Jember sangat baik. "Saya juga tidak keberatan kalau memang ada masalah diperbaiki di bengkel, yang saya pertanyakan sebenarnya adalah hak saya sebagai konsumen yg membeli mobil baru dengan tujuan ingin merasa lebih nyaman, tapi harus meluangkan waktu terus menerus ke bengkel," katanya.
Sementara itu, teknisi Honda dan HPM akan terbang ke Jember untuk menyelesaikan persoalan ini pada 28 Desember.Â