Cara Obama Perbaiki Transportasi Publik

Barack Obama ingin perusahaan minyak memberikan US$ 10 per barel minyak yang mereka produksi untuk menyelesaikan masalah transportasi di AS

oleh Rio Apinino diperbarui 08 Feb 2016, 07:04 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2016, 07:04 WIB
20160203-Untuk Pertama Kalinya Obama Kunjungi Masjid di AS-Maryland
Presiden AS, Barack Obama menyampaikan pidato saat melakukan kunjungan ke masjid Islamic Society of Baltimore, Catonsville, Maryland, Rabu (3/2/2016). Ini kunjungan pertama Obama sejak dua periode menjadi Presiden. (REUTERS/Jonathan Ernst)

Liputan6.com, Washington - Barack Obama ingin perusahaan minyak memberikan US$ 10 untuk tiap barel minyak yang mereka produksi. Uang ini digunakan untuk membangun transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Proposal kebijakan ini akan diresmikan Selasa pekan depan, saat Kongres menyetujui anggarannya. Obama berharap dengan kebijakan ini, persoalan transporatasi ramah lingkungan dapat dibangun dan terus diperbincangkan di ruang publik.

Secara bertahap, uang US$ 10 ini akan berakumulasi hingga US$ 20 miliar per tahun. Uang tersebut di antaranya akan digunakan untuk membangun moda transportasi publik baru, serta investasi untuk energi terbarukan.

Menurut Menteri Transportasi Anthony Foxx, selama ini AS telah membuang-buang uang dan waktu hanya untuk berada di jalanan. "Total 7 miliar jam terjebak di lalu lintas setiap tahun, dan lalu lintas juga semakin parah," ujarnya.

Kebijakan ini ditentang oleh beberapa pihak. American Petroleum Institute misalnya, mengatakan bahwa kebijakan ini akan membuat biaya bahan bakar fosil naik sebesar 25 sen per galon. Mereka tidak setuju dengan kebijakan ini.

"Disaat perusahaan minyak mengalami krisis keuangan terbesar selama 25 tahun lebih, sedikit tidak masuk akal untuk menaikkan biaya pada mereka," ujar Neal Kirby, juru bicara Independent Petroleum Association of America.

Menurutnya, kebijakan ini bukanlah pajak tambahan bagi perusahaan minyak, melainkan pajak tambahan yang dibebankan ke seluruh konsumen di AS.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya