Liputan6.com, Jakarta - Mazda Motor Indonesia mulai Jumat (14/10) secara resmi menyerahkan roda bisnisnya ke PT. Eurokars Motor Indonesia. Kondisi ini serupa dengan Ford yang menyerahkan keagenan kepada pihak RMA beberapa waktu lalu.
Alasan pemegang merek dengan tidak mengurus langsung keagenan di Indonesia murni karena pertimbangan bisnis. Kukuh Kumara selaku Sekretaris Jendral Gaikindo menuturkan bila agen pemegang merek yang komitmen di Indonesia biasanya telah membangun suatu industri yang besar.
"Hitung-hitungan bisnis murni, beda dengan yang punya industri kan. Investasinya gede di sini dan mereka (pabrikan) kandungan lokalnya sudah tinggi dan lebih menguntungkan di sini," tutur Kukuh saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
[bacajuga:Baca Juga](2626379 2626340Â 2384273)
Kukuh menjelaskan untuk kasus alih keagenan Mazda karena merek asal Jepang ini tidak memiliki pabrik di Indonesia. Mazda mendatangkan kendaraan untuk pasar Indonesia murni impor utuh.
Ia pun melihat manufaktur perakitan Mazda yang ada di Indonesia tidak memberi banyak keuntungan. Terlebih, proses perakitan kendaraan di suatu negara sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan, sehingga prospek ke depannya tetap melihat unsur kompetitif dari negara itu.
"Pertanyaannya dari dulu kan gitu, mau dagang apa mau tumbuh bersama bangsa Indonesia. Belum tentu juga (Mazda melanjutkan perakitannya), kita lihat saja nanti, ujung-ujungnya persaingan antar negara lebih untung di mana," tutup Kukuh.