Lokasi Pabrik Skutik Listrik Gesits Masih Misteri

Skutik listrik Gesits hasil pengembangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Garansindo akan diproduksi tahun depan.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 08 Nov 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 19:30 WIB
20161107-MENRISTEKDIKTI Lepas Motor Listrik JKT-Bali-Jakarta
Pengendara dari ITS menggunakan motor listrik GESITS saat seremoni pelepasan 'GESITS Tour de Jawa Bali' di Jakarta, Senin (7/11). Beberapa pengendara dari ITS dilepas Menristekdikti Mohammad Nasir menggunakan lima unit GESITS. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Skutik listrik Gesits hasil pengembangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Garansindo dipastikan mulai diproduksi tahun depan. Itu dilakukan atas instruksi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir.

"Awalnya kami berencana akan masuk ke pasar pada 2018, tapi atas perintah beliau (Menristekdikti) diminta dipercepat dan juga respon dari masyarakat cukup tinggi. Jadi kemungkinan akan kami percepat di semester kedua 2017," terang CEO Garansindo Group Muhammad Al Abdullah di Jakarta, Senin (7/11).

Ia menuturkan, saat ini pihaknya sudah mengantongi sebanyak 20.000 pemesanan. 10 ribu di antaranya berasal dari kadin Bali, 5 ribu dari Telkom dan sisanya masyarakat umum.   

Menyoal lokasi pabrik, pria yang karib disapa Memet itu belum memastikannya karena masih tahap penjajakan. "(Lokasi pabrik) belum bisa kami umumkan, karena sebetulnya belum 100 persen final. Kami punya dua pilihan, satu di daerah Jabodetabek, satu lagi di Jawa Timur. Insya Allah finalnya di akhir tahun ini," kata dia.

Meski belum menentukan lokasi pabrik, ia memastikan kapasitas produksi pabriknya nanti sebanyak 100 ribu Gesits per tahun. Ia juga berharap, semoga upaya dilakukannya dapat merangsang industri khususnya perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk melakukan hal serupa.

"Kami sangat tertantang dan senang kalau ada yang menciptakan atau mengeluarkan lagi, tapi jangan yang impor. Kami juga berharap BUMN menggunakan, paling tidak 20 persen dari jumlah armadanya," tutup Memet.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya