Gaikindo & Pemerintah Bahas Jadwal dan Insentif Program LCEV

Saat ini, Pemerintah serta Gaikindo sedang menyusun jadwal serta insentif pajak untuk program LCEV.

oleh Arief Aszhari diperbarui 15 Apr 2017, 10:06 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2017, 10:06 WIB
20150908-Mobil Berbahan Bakar Gas-Jakarta
Petugas mengisi Bahan Bakar Gas pada salah satu mobil di area kantor Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap, Bekasi, Selasa (8/9/2015). BBG dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar bensin dan diesel. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah saat ini tengah menggodok program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), untuk menemani program sebelumnya, KBH2 atau Kendaraan  Bermotor Hemat BBM dan Harga Terjangkau (KBH2) atau lebih dikenal sebagai low cost green car (LCGC).

Nantinya, program LCEV ini akan membawahi berbagai kendaraan dengan mesin alternatif, seperti hybrid, gas, atau listrik. Seperti halnya KBH2, kendaraan yang memenuhi syarat program LCEV juga akan diberikan insentif pajak.

"Jadwal dan insentifnya sedang disusun bersama Gaikindo. Nanti, antara KBH2 dan LCEV akan berdiri sendiri," jelas Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI, I Gusti Putu Suryawirawan, melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com.

Lanjut Putu, jika program KBH2 diperuntukan untuk mesin sampai 1.200 cc atau setara, sedangkan LCEV digunakan untuk mesin di atas 1.200 cc. Namun sayang, pria ramah ini masih belum menjelaskan secara detail, terkait insentif, jadwal, serta mesin alternatif yang akan difokuskan terlebih dahulu oleh Pemerintah.

"Kalau yang kemarin kan kita berdasarkan fuel consumption, satu liter untuk berapa kilometer, dan sebetulnya yang baru ini (LCEV) sama, cuma patokan fuel comsumption ditambah lagi dengan adanya karbon," tambahnya beberapa waktu lalu di Karawang, Jawa Barat.

Persyaratan tersebut digunakan untuk menekan angka CO2 hingga 29 persen pada 2030 sesuai COP21. Sedangkan untuk persyaratan lainnya, sama seperti KBH2 harus memenuhi kandungan lokal konten tertentu, serta memiliki pabrik perakitan di Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya