Liputan6.com, Cape Canaveral - SpaceX berhasil mengirimkan roket Falcon Heavy, dengan membawa mobil listrik milik sang CEO Elon Musk, yaitu Tesla Roadster. Saat pertama kali Elon Musk merencanakan untuk mengirim mobil listrik ke luar angkasa, banyak pihak yang meragukan.
Elon Musk juga mengklaim mobilnya akan tahan di luar angkasa hingga miliaran tahun jika tidak meledak. Meskipun terdengar sebagai ide yang gila, Elon Musk berhasil melakukannya.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Carscoops, pada 3:45 PM EST, Falcon Heavy meluncur dari Cape Canaveral dengan membawa Tesla Roadster. Mobil tersebut dilengkapi dengan penumpang bernama 'Starman' yang menggunakan baju luar angkasa protipe milik SpaceX.
Hal unik lainnya, dikutip dari Motor1, sebuah mobil mainan Hot Wheels dan CD berisikan informasi manusia juga disematkan dalam mobil. Hal tersebut mungkin dimaksudkan untuk menyampaikan informasi keberadaan manusia kepada makhluk asing.
Untuk diketahui, Tesla Roadster yang dikirimkan adalah generasi lama, karena Elon Musk akan memperkenalkan varian baru di masa mendatang. Model tersebut diklaim dapat berakselerasi 0-96 km/jam dalam waktu 1,9 detik. Kecepatan tersebut cukup memberikan sensasi seperti menaiki roket menuju luar angkasa.
Saksikan Videonya di Bawah Ini:
Tesla Diramalkan Menuju Kebangkrutan, Tidak Sampai 2019?
Mantan Wakil Ketua General Motors (GM), Bob Lutz, mengeluarkan pernyataan yang cukup bikin kuping panas. Terlebih bagi Elon Musk, pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO)Â Tesla.
Bagaimana tidak, mantan petinggi pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut, berkelakar jika Tesla tengah menuju kebangkrutan. Bahkan, umur dari perusahaan yang berdiri sejak Juli 2003 ini tidak akan bertahan hingga dua tahun mendatang.
"Perusahaan, orang-orangnya akan gulung tikar. Pada tingkat ini, mereka tidak akan pernah sampai di 2019," jelas Lutz seperti dilansir Carscoops, ditulis Rabu (22/11/2017).
Â
ÂÂ
Advertisement
Selanjutnya
Masih menurut Lutz, Tesla tidak memiliki keuntungan yang jelas dibandingkan dengan produsen mobil mapan lainnya. Hal tersebut termasuk ketika Tesla memproduksi kendaraan listrik.
"Tidak ada resep rahasia di Tesla. Mereka menggunakan baterai lithium-ion yang sama seperti yang lainnya," tambahnya.
"Keuangan mereka tengah berdarah-darah, mereka harus mencari tambahan modal lagi," pungkasnya.
Untuk diketahui, Tesla sendiri memang baru saja meluncurkan roadster generasi kedua terbarunya, di California, Amerika Serikat. Namun, Lutz menilai hal tersebut hanya pengalihan isu, terkait masalah produksi Model 3.
Â
Â