3 Hal yang Tak Disukai Warga Amerika soal Mobil Listrik

Mobil listrik mulai menjamur di seantero dunia. Namun, di awal pertumbuhannya, berbagai permasalahan muncul.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2018, 19:26 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2018, 19:26 WIB
Kecelakaan Fatal Mobil Listrik Tesla Diduga Karena Sistem Autopilot
Tesla, mobil listrik terlaris yang masih menyisakan banyak pekerjaan rumah. (Scott Olson / Getty Images / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Mobil listrik mulai menjamur di seantero dunia. Namun, di awal pertumbuhannya, berbagai permasalahan muncul. Utamanya soal lama pengisian daya, lokasi pengisian, hingga daya jangkau mobil.

Permasalahan ini mungkin akan lebih cocok ditemukan di negara berkembang. Namun, faktanya di negara adidaya seperti Amerika Serikat pun, masalah ini masih jadi isu mobil listrik.

Dilansir Carscoops, penelitian terbaru yang dilakukan AAA, mengetahui bahwa 20 persen warga Donald Trump menginginkan mobil listrik. Jumlah ini meningkat 5 persen dari 2017. Hal itu didukung karena penduduk yang lebih terbuka dengan adanya model mobil listrik.

Sementara ada yang tak yakin akan memiliki mobil listrik. Alasannya beragam. Di antara responden, 63 persen menyatakan kurangnya lokasi pengisian sementara 5 persen meragukan jangkauan. Trennya menurun masing-masing 9 persen dan 15 persen dari tahun 2017.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Generasi Milenial Ragukan Mobil Listrik

Generasi millenial yang meragukan tentang jangkauan ini hanya 48 persen dari responden. Sedangkan generasi X 64 persen dan Baby Boomers 66 persen, lebih mencemaskan tentang isu ini.

Meskipun jangkauan menjadi isu yang penting, tapi tidaklah menjadi fokus yang utama. 92 persen responden menyatakan bahwa mereka akan lebih memilih membeli mobil listrik atau hybrid.

Faktor penting lainnya adalah tingkat kecelakaan (77 persen), harga (71 persen), dan performa (69 persen). Menariknya, banyak responden mengatakan tak peduli tentang desain atau gaya mobil listrik.

 


Pengisian Daya Mobil Listrik Masih Terlalu Lama

Satu hal yang lebih menarik dalam penelitian ini adalah, tentang waktu pengisian daya. 68 persen responden merasa waktu pengisian daya tak lebih dari 30 menit adalah masuk akal. Selanjutnya, 44 persen perempuan berpikir kurang dari 15 menit lebih masuk akal.

Seperti kita ketahui Nissan Leaf butuh waktu 7,5 jam untuk mengisi daya penuh dengan kapasitas daya 220 Volt dan 35 jam menggunakan pengisi 110 Volt.

Bahkan, 80 persen pengisian cepat masih butuh waktu sekitar 40 persen. Contoh lainnya adalah Chevrolet Bolt butuh 9,3 jam untuk mengisi penuh daya menggunakan pengisi 240 volt.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya