Setelah Mudik, Pemilik Sepeda Motor Wajib Periksa Beberapa Komponen

Dari berbagai sumber, bagian sepeda motor yang tak luput dari pemeriksaan adalah sektor kaki-kaki, karena hal itu sangat berkaitan langsung ketika digunakan pemudik.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 24 Jun 2018, 06:10 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2018, 06:10 WIB
Jelang Lebaran, Jasa Servis Motor Mulai Ramai
Mekanik memperbaiki motor di salah satu bengkel di Otista, Jakarta, Minggu (10/6). Calon pemudik motor mulai memenuhi bengkel guna menyervis atau mengganti suku cadang kendaraan sebelum digunakan untuk mudik Lebaran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Libur Lebaran telah usai. Tentu saja berbagai aktivitas akan kembali normal, terlebih di kota besar. Selain itu, masyarakat yang sempat mudik dengan sepeda motor tentunya wajib melakukan pemeriksaan sebelum kendaraan kembali digunakan sehari-hari.

Pasalnya, sepeda motor yang digunakan untuk mudik pasti telah melalui berbagai kondisi jalan, mulai dari aspal mulus sampai jalan yang berlubang.

Jika sepeda motor dilakukan pemeriksaan kembali, maka hal itu dapat mengurangi risiko lebih tinggi, seperti kerusakan parah yang justru menghabiskan banyak biaya.

Dari berbagai sumber, bagian sepeda motor yang tak luput dari pemeriksaan adalah sektor kaki-kaki, karena hal itu sangat berkaitan langsung ketika digunakan pemudik.

Oleh karena itu, beberapa penjelasan ini biasanya terkait kaki-kaki yang kerap mengalami masalah usai digunakan perjalanan jauh seperti usai mudik Lebaran:

Bearing Roda

Bearing Motor
Bearing roda atau laher motor.

Biasanya, komponen pertama yang rentan terjadi kerusakan usai melibas jalan "keriting" adalah leher atau bearing roda.

Komponen yang menjadi bantalan antara pelek dengan as roda ini rentan oblak bila sering melintasi jalan rusak dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Gejala bearing yang sudah mulai oblak adalah sepeda motor terasa goyang saat digeber pada kecepatan di atas 70 km/jam.

Bila dibiarkan terus-menerus, tak menutup kemungkinan bearing yang sudah oblak akan pecah dan membuat as dan pelek terikat akibat bearing yang pecah dan macet.

 

Pelek Peyang

Honda Vario
Honda Vario 150 menggunakan cakram dan pelek desain baru. (Herdi/Liputan6.com)

Andai kata bearing tidak sampai pecah, dampak yang bisa saja dialami oleh pemotor yang sering melibas jalan keriting adalah pelek rodanya peyang.

Gejala ini lebih sering dialami oleh sepeda motor yang masih menggunakan pelek jari-jari. Pemotor dengan tunggangan yang telah menggunakan casting wheel bukan berarti tanpa masalah.

Penyakit pelek peyang juga bisa dialami jika sepeda motor menghajar lubang dengan kecepatan tinggi, hingga membuat salah satu bagian pelek.

Ban Bocor

20170119- Vokalis Repvblik-Depok- Herman Zakharia
Vokalis band Repvblik, Ruri menjadi tukang tambal ban saat syuting pembuatan video klip 'Sayang Sampai Mati' di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (19/1). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Komponen terakhir yang wajib diperiksa usai melakukan perjalanan panjang adalah ban. Bisa saja ketika melintasi jalan keriting Anda tidak mengetahui jika ban telah tertancap benda-benda tajam seperti kerikil, pecahan kaca, pelat, atau bisa saja paku kecil.

Mungkin efek bocor tidak langsung dirasakan oleh pengguna ban tubeless. Namun demikian, benda-benda asing seperti ini berpotensi merobek ban jika terus menerus didiamkan meskipun tidak sampai membuat ban bocor.

Untuk itu, sempatkan waktu memeriksa ban. Bila mendapati ada benda asing yang menancap, maka cabutlah benda-benda asing itu di tukang ban untuk mengantisipasi kebocoran yang mungkin timbul usai dicabut.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel, Bali dan Sulsel di sini.

Dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di Liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya