Liputan6.com, Jakarta - Pamor motor bebek semakin meredup seiring semakin diminatinya skutik. Saking digemarinya oleh masyarakat, pabrikan pun terus menghadirkan produk skutik baru demi memuaskan konsumen.
Segmennya lengkap, mulai dari 110 cc sampai 250 cc. Ini pula yang mendorong tergerusnya pasar moped di Tanah Air. Padahal dari segi perawatan, mereka lebih simple dan murah.
Kemudahan itulah yang masih menjadi acuan bagi sebagian orang. Di samping harganya juga ramah untuk dompet, perihal teknologi pun, motor bebek tak ketinggalan zaman.
Advertisement
Baca Juga
Beragam fitur turut disematkan. Tujuannya, ya itu tadi, untuk menggoda calon pembeli. Walaupun, masih ada produsen yang konvensional. Mungkin lagi-lagi demi alasan harga. Biar lebih jelas, mari kita lihat paparan produknya berikut ini:
1. Honda Revo Fit
Dari jajaran motor bebek Honda, model inilah yang paling murah. Banderol Honda Revo Fit dipatok Rp 13 jutaan. Desain tak ubahnya seperti Revo terdahulu. Namun PT Astra Honda Motor (AHM), menyisipkannya dengan sistem pengabutan bahan bakar injeksi (PGM-FI). Teknologi ini diklaim mengefisiensi penggunaan BBM. Kemampuannya meminum bensin dicatat, 1 liter untuk 62,2 km. Maka itu pula dia dijuluki motor bebek paling irit.
Honda Revo Fit, sudah dilengkapi dengan kunci berpengaman magnet (shuttered key). Bedanya motor 110 cc ini cuma menyediakan unit berpelek jari-jari. Sudah pasti ini dipilih demi durabilitas, saat ia dihadapkan dengan berbagai kondisi jalan. Dukungan suspensi ganda tetap jadi andalannya, seperti bebek kebanyakan.
2. Suzuki Smash FI
Dia bukanlah nama baru dalam lini produk PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Dulu, Suzuki Smash pernah berbekal karburator jua. Seiring berjalannya waktu, pengembangan dilakukan. Salah satunya, menerapkan sistem injeksi. Tubuhnya lebih kekinian. Lampu utama besar, sein di bagian tebeng, pelek cast wheel sampai cover knalpot nuansa krom.
Keluaran tenaga dari mesin 113 cc-nya cukup responsif. Inilah salah satu jurus rayuan si bebek seharga Rp 14.450.000. Suzuki Smash FI disebut mumpuni dibetot, lantaran jantung mekanisnya memadukan Leap Technology. Membuatnya cekatan berakselerasi, namun digadang masih irit.
Â
Saksikan Juga Video Pilihan Berikut:
3. Yamaha Vega Force
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIIM), pernah meniagakan Yamaha Vega selama beberapa periode. Dimulai dari Yamaha Vega hingga Vega RR (2001-2015). Saat Vega RR dipasarkan pada 2013, Yamaha Vega Force turut mengaspal. Tinggallah Vega Force sendiri yang bermain di segmen bebek entry level Yamaha.
Banderolnya terbilang mahal dari kompetitor. Yamaha Vega Force dipasarkan Rp 16 jutaan. Namun pembelinya bisa jadi bangga, karena moped satu ini punya desain sporty dan dinamis. Terlebih menilik ke bagian lampu sein depan. Pun begitu dengan pelek dan tarikan garis desain ke wilayah buritan.
Mesin injeksi menjadi andalannya. Kubikasi mesin 114 cc-nya bisa mengail tenaga sedikit lebih besar, ketimbang dua kompetitor di atas. Apalagi jeroannya disenjatai forged piston dan diasil cylinder, ciri khas garputala.
4. TVS Neo XR
Untuk berkompetisi di kelas bebek ekonomis, TVS Indonesia mengusung TVS Neo XR. Keikutsertaannya juga sudah lama, sejak 2012. Sisi menarik dari brand India ada di harga jual. Tentu menggiurkan ketika bebek 110 cc ini hanya Rp 10 jutaan. Sayang, pamornya masih kalah dari pesaing asal Jepang.
Kendati begitu, TVS tak hentinya berusaha. Caranya mencuri perhatian dilakoni dengan bermacam cara. Termasuk soal desain tak biasa, khususnya di area tebeng depan. Kemudian terkait fitur, TVS Neo XR punya beberapa pemikat.
Sebutlah ketersediaan power outlet, guna mengisi daya ulang smartphone. Adanya terapan teknologi eco indicator (iEcono) dan throttle sensor, disebut dapat mengoptimalkan penggunaan BBM. Sayangnya mesin 110 cc milik TVS Neo XR, masih karburator.
Inilah rangkuman 4 motor bebek murah yang ada di Indonesia. Masing-masing punya keunggulan dan kekurangan. Jika sudah menetapkan pilihan, segera cari paket penawaran terbaik dari diler. Di balik itu, para APM punya alasan kuat untuk mempertahankan segmen bebek.
Toh belum tentu motor jenis skutik, cocok buat masyarakat yang tinggal di dataran tinggi atau perbukitan. Makanya, bebek masih tetap dibuat. Salah satu alasannya, ya kebutuhan konsumen tadi.
Advertisement