Gara-Gara Ini, Trump Marah Besar ke General Motors

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan marah besar ke General Motors (GM). Apa sebabnya?

oleh Arief Aszhari diperbarui 04 Sep 2019, 05:17 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 05:17 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan marah besar ke General Motors (GM). Dirinya menganggap, GM sebagai produsen asal Negeri Paman Sam saat ini hanya menjadi pabrikan kecil.

Kemarahan orang nomor satu di AS ini menyusul pemindahan pabrik GM ke Cina, pasca perang dagang antara kedua negara tersebut.

"General Motors yang dulunya Giant of Detroit, sekarang adalah salah satu produsen mobil terkecil di sana," kata Trump seperti dilihat dari cuitan di akun twitter resminya, dilansir Reuters, Selasa (3/9).

Dirinya mengultimatum agar GM harus segera memindahkan produksi pabriknya kembali ke AS. Mengutip Bloomberg, Triumph melaporkan jika tenaga kerja GM tinggal 46 ribu orang.

Selama empat dekade terakhir, GM telah memangkas jumlah tenaga kerja di AS secara dramatis yang jumlahnya hampir 620 ribu pada 1979.

Menanggapi pernyataan Trump tersebut, GM langsung memberikan komentarnya. "Operasi GM di Cina bukan merupakan ancaman bagi pekerjaan AS," tulis perusahaan.

Namun faktanya, perusahaan patungannya telah mengirim US$16 miliar pendapatan ekuitas kepada GM sejak 2010.

Kemudian, ada investasi senilai US$23 miliar dalam operasi di AS sejak 2009. Dikabarkan juga tenaga kerja GM di AS merosot sekitar 4000-an sejak akhir 2018.

Keuntungan di Cina

Berangnya Trump dengan GM bermula dari pembicaraan kontrak dengan serikat pekerja dari tiga jenama Detroit, yaitu GM, Ford, dan Fiat Chrysler.

Di Cina, GM sudah menjual 3,6 juta unit kendaraan tahun lalu. Jumlah tersebut, merupakan 43 persen dari penjualan GM di seluruh dunia.

Dengan begitu, pperusahaan ini membukaan pendapatan ekuitas US$2 miliar dari operasi di Cina pada tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya