Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia memiliki dampak yang cukup besar. Salah satu yang terkena imbasnya, adalah industri otomotif dengan prediksi penurunan penjualan yang cukup signifikan tahun ini.
Bahkan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah melakukan koreksi target penjualan roda empat, dari 1,1 juta unit hanya menjadi 600 ribu unit sepanjang 2020.
Advertisement
Berbagai jenama yang berbisnis di Tanah Air, tentu saja mengalami kesulitan yang sama dan salah satunya PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), agen pemegang merek (APM) Suzuki di Indonesia. Namun, pabrikan berlambang huruf S ini mengklaim, pangsa pasarnya justru naik di tengah pandemi.
"Dari Suzuki sendiri memang tidak akan keluar dari pakem yang sudah diberikan Gaikindo (revisi target), kita lihat bakal ada degradasi penjualan antara 40 sampai 50 persen akibat pandemi Corona yang kita alami ini," jelas Harold Donnel, Head of 4W Brand Development and Marketing Research PT SIS, dalam gelaran ngobrol virtual dulu (ngovid) yang diselenggarakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Kamis (4/6/2020).
Lanjut Harold, jika dilihat dari pasarnya, beruntung tidak semuanya anjlok. Bahkan, menariknya ada beberapa market yang naik pada periode Januari hingga April tahun ini, dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Kalau kita lihat sampai April, market retail turun kurang lebih 29,5 persen, dan kalau kita genapkan 30 persen. Namun, kalau dari pasar yang turun, uniknya market share Suzuki naik. Januari-April 2019 performa kita 9,3 persen, sedangkan tahun ini 11,5 persen," tegasnya.
Strategi
Berbicara soal market share yang naik, pabrikan asal Jepang ini menjabarkan beberapa rahasianya. Pertama, Suzuki saat ini memang memiliki strategi dasar untuk mengedepankan produk yang diproduksi di Indonesia, dibanding model yang masih impor atau CBU.
"Jadi kalau kita lihat sampai April, komposisi produksi lokal kontribusinya sebanyak 88 persen, dan CBU hanya 12 persen. Dari model lokal ini, kami terima kasih sekali karena kontribusi pikap atau yang menunjang ekonomi masih cukup besar, sekitar 50 persen, bonnet low seperti Ertiga 20 persen, SUV seperti XL7 dan S-Cross 15 sampai 20 persen, dan sisanya dinikmati citycar dan hatchback," jelasnya.
Sementara itu, jika dilihat dari modelnya, pikap low atau Carry memang mengalami penurunan kontribusi ke nasional dari 18 persen menjadi hanya 10 persen sepanjang Januari hingga April 2020. Tapi, market share model pikap bawah Suzuki ini justru naik dari 53 persen jadi 59 persen.
"Artinya, kita masih mampu menerapkan strategi kepada market sehingga bisa terdongkrak. Memang paket insentif yang kita berikan cukup beragam, dari gimik penjualan, kredit, dan leasing, serta penekanan penjualan online di berbagai market terutama yang mengalami PSBB," pungkasnya.
Â
Â
Advertisement