Liputan6.com, Jakarta Mobil otonomos atau mobil nirsopir diciptakan untuk mengurangi kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pengemudi. Tanpa sopir, mobil dapat melaju dan mengarah sendiri ke tempat tujuan dengan segala perangkat. Kecelakaan yang mungkin terjadi karena human error bisa dihindari atau minimal dikurangi.
Teknologi informatika sangat berperan penting mengendalikan mobil. Namun ternyata menurut penelitian Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) yang disitat dari Carscoops, teknologi mobil otonomos belum bekerja maksimal mengurangi kecelakaan. Mobil otonomos hanya mampu mencegah sepertiga jumlah kecelakaan.
Advertisement
Baca Juga
Dari data yang diperoleh, 9 dari 10 kecelakaan melibatkan kesalahan pengemudi. Dan menghilangkan peran pengemudi di mobil tidak secara signifikan mencegah semua kecelakaan.
Menurut para analis, mobil otonomos hanya dapat menghindar dari sepertiga kecelakaan yang mungkin terjadi. Teknologi yang ada belum seakurat pengendalian yang dilakukan sopir.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bisa Dihindari Mobil Otonomos
Untuk menghapus semua kecelakaan, para analis memberi catatan produsen mobil otonomos untuk memprogram ulang dengan memprioritaskan keselamatan bukan pada kecepatan dan kenyamanan.
Catatan lain adalah mobil otonomos harus bisa diprogram untuk membuat keputusan tentang risiko yang mungkin terjadi seperti yang dilakukan pengemudi.
Catatan tersebut diambil dari kejadian 5 ribu kecelakaan yang dilaporkan polisi dan petugas medis yang terlibat dalam penanganan kecelakaan.
Dari kasus yang dipelajari IIHS, penyebab kecelakaan seperti rendahnya visibilitas dan distraksi pada pengemudi tercatat sebanyak 24 persen. Sementara pengaruh obat atau narkotika dan mengatuk membuat 10 persen kasus. Jumlah 34 persen ini dianggap bisa dihindari mobil otonomos.
Advertisement
Program Ulang
Sekalipun semua sistem dan sensor mobil otonomos bekerja dengan sempurna, lembaga di Amerika Serikat itu mengatakan bahwa kecelakaan yang tersisa masih bisa terjadi. Kecuali mobil otonomos diprogram khusus untuk menghadapi "kesalahan prediksi, pengambilan keputusan dan kinerja". Belum lagi soal berkendara terlalu cepat untuk sebuah kondisi. Atau bisa juga karena membuat asumsi yang salah tentang apa yang akan dilakukan pengguna jalan lain.
Contoh yang paling ditekankan adalah kejadian kecelakaan yang melibatkan mobil tes Uber pada 2018. Mobil tidak dapat mengantisipasi adanya orang yang akan menyeberang jalan.
IIHS percaya kendaraan otonom harus memprioritaskan keselamatan daripada masalah lainnya. Seperti memperlambat laju mobil otonomos di daerah dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi.