Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal Mei 2022, Triumph telah memberikan informasi tentang pengembangan motor listrik TE-1. Mulai dari pengumuman hingga sketsa awal dan akhirnya pengungkapan sepeda motor secara lengkap.
Tetapi pengumuman terbaru adalah yang paling signifikan, karena mengungkapkan bagaimana proyek yang dikembangkan telah melampui target dan telah memasuki tahap akhir.
Seperti kita ketahui, proyek Triumph TE-1 sebetulnya sudah mulai dikerjakan sejak 2019. Triumph Motorcycles tak bekerja sendiri, mereka dibantu Williams Advanced Engineering, Integral Powertrain Limited, dan Warwick Manufacturing Group (WMG) di University of Warwick.
Advertisement
WMG juga menerima dana dari Office for Zero Emission Vehicles melalui Innovate UK, didirikan untuk menciptakan perkembangan sepeda motor listrik inovatif.
Sekarang proyek TE-1 secara resmi selesai. Fase pengujian melebihi harapan dan mencapai beberapa hasil yang luar biasa, memenuhi semua tujuan untuk mempercepat pengembangan dan inovasi sepeda motor listrik.
Pihaknya juga menetapkan standar baru untuk sektor ini secara keseluruhan, termasuk baterai dan kinerja jangkauan. Keahlian dan kemampuan yang dikembangkan Triumph Motorcycles dapat membuka jalan bagi masa depan listrik.
Bicara daya jelajah, prototipe Triumph TE-1 melebihi sepeda motor listrik setara yang tersedia saat ini. Ia telah mencapai semua target proyek sehubungan dengan kapasitas energi baterai yang dikembangkan proyek Williams TE-1.
Tercatat dirinya dapat menempuh jarak hingga 100 mil (161 km). Berkat teknologi pengereman regeneratif baru, berhasil mengoptimalkan dalam hal jangkauan, serta efisiensi yang lebih besar pada unit generator motor dan transmisi.
Hasil performa TE-1 ternyata berhasil menandingi Speed Triple 1200, dengan 0 - 100 mph yang lebih cepat. Ia mampu menghasilkan daya puncak 175 hp (130kW / 177PS) yang mengesankan, serta torsi puncak 109 Nm. Dirinya berhasil memberikan responsivitas instan dan daya kontrol halus di setiap rentang putaran.
Berdasarkan hasil resmi, kuda besi niremisi ini mencatatkan 3,6 detik dari diam hingga 60mph (100 km/h) dan 6,2 detik dari 0-100mph (160 km/h). Namun sayangnya pihak pabrikan tidak membeberkan mengenai kecepatan tertinggi.
Angka yang didapat itu merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari sektor elektronik, termasuk traction control system dan front wheel lift control system. Tim yang bertanggung jawab juga mengantisipasi bahwa kinerja dapat ditingkatkan lebih lanjut, dan memanfaatkan potensi torsi penuh untuk memungkinkan akselerasi start lebih cepat.
Bila digali lebih dalam mengenai teknologinya, Integral Powertrain Ltd yang ikut mengembangkan proyek ini mengatakan kalau desain magnet permanennya berkecepatan tinggi dan dapat berputar hingga 17.500rpm. Ia mendapatkan kekuatannya dari paket baterai struktural, yang dikembangkan oleh Williams Advanced Engineering.
Pihaknya menggunakan 900 sel kobalt mangan nikel Samsung 21700 (jenis serupa yang digunakan oleh Tesla dan juga Ducati V21 L), yang mengoperasikan listrik 350 volt.
Juara Daytona 200, Brandon Paasch berpartisipasi dalam fase pengujian akhir, baik dalam evaluasi kinerja mesin dan dengan set-up akhir melalui lintasan.
“Respon throttle pada TE-1 luar biasa. Pertama kali menyentuh throttle, itu adalah tenaga instan. Yang jelas ini merupakan apa yang saya sukai sebagai pembalap motor. Jadi ini bagi saya sebuah pengalaman yang sangat hebat”, kata Brandon.
Pengisian Baterai Sangat Cepat
Kemajuan dalam hal teknologi baterai dan pengisian daya yang dikembangkan bersama Williams Advanced Engineering (WAE), menghasilkan waktu pengisian 20 menit dari dari 0 hingga 80 persen. Itu berkat adanya sistem pengisian cepat DC 50kW yang kompatibel dengan standar CHAdeMO.
Mereka berhasil memenuhi target ambisius yang ditetapkan oleh Innovate UK, lembaga penelitian dan inovasi pemerintah yang mendukung pendanaan R&D.
Dengan berat keseluruhan 485lb (220kg), prototipe TE-1 lebih ringan dari sepeda listrik setara yang tersedia saat ini. Sehingga memberikan rasio power-to-weight yang luar biasa.
Memiliki ukuran dan skala fisik yang sebanding dengan Street Triple, tetapi dengan ergonomi, geometri, dan distribusi berat yang lebih baik. Bahkan bila dibanding dengan purwarupa MotoE V21 L baru Ducati, ia masih menang. Sebab unit dari Italia lebih berat 5kg atau 225kg dan memiliki tenaga yang jauh lebih kecil yaitu 150 hp.
TE-1 bergerak melalui sepasang roda gigi reduksi heliks dan kemudian sabuk penggerak akhir yang diperkuat karbon menambahkan reduksi kedua. Hanya ada satu gigi transmisi untuk menggerakkan dari diam hingga kecepatan tertinggi.
Tidak ada kopling atau tuas persneling. Namun Triumph mempertahankan tata letak normal. Rem belakang masih dioperasikan dengan kaki dan rem depan tetap dengan tuas.
Gearset heliks dikreditkan dengan memberikan TE-1 soundtrack khas yang diyakini perusahaan lebih berkarakter dari pada sepeda motor listrik lain. Triumph mengatakan bahwa penggerak sabuk telah diuji dan terbukti mampu mengatasi torsi serta dapat diandalkan hingga 60.000 mil (96.500km).
“Kami telah melihat reaksi yang sangat positif terhadap prototipe TE-1 dari pengendara sepeda motor di seluruh dunia. Ini menjadi langkah pertama dalam perjalanan kami menuju pengembangan sepeda motor masa depan terhadap teknologi powertrain listrik. Prototipe TE-1 mampu berikan hasil luar biasa. Dalam program pengujian intensifnya kami telah memberikan wawasan dan kemampuan penting yang pada akhirnya memandu pengembangan kami di waktu mendatang. Tentu saja, sepeda motor produksi akhir tidak akan persis seperti yang Anda lihat di sini, tetapi yakinlah, model yang kami kembangkan mencakup semua pembelajaran dan semangat dinamisnya,” kata Steve Sargent, Chief Product Officer Triumph Motorcycles.
Sumber: Oto.com
Advertisement