Liputan6.com, Jakarta - Rahmat Aulia (10), bocah asal Geulanggang, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, menempuh jarak 230 kilometer pulang pergi dengan bentor untuk pengobatan ayahnya, Rusli Yusuf (46).
Bagi sebagian orang, kata bentor mungkin terdengar asing. Lantas apa arti bentor? Dikutip dari laman kbbi.kemdikbud.go.id, bentor adalah becak motor; becak yang digerakkan dengan tenaga motor.
Menurut laman wikipedia, bentor adalah kendaraan roda tiga asal Provinsi Gorontalo. Kendaraan memiliki ruang khusus untuk muatan seperti becak yang dirakit dengan menambahkan kendaraan bermotor jenis sepeda motor di bagian belakangnya.
Advertisement
Berdasarkan hasil studi yang diterbitkan oleh balitbanghub.dephub.go.id, bentor memiliki kelebihan pelayanan door to door, menyerap tenaga kerja, dan beroperasi di semua jaringan jalan. Di daerah-daerah tertentu bentor bisa tumbuh subur disebabkan oleh pelayanan angkutan umum belum maksimal.
Dilansir dari berbagai sumber, salah satu kelemahan bentor adalah faktor keselamatan penumpang yang kurang memadai. Jika sampai terjadi kecelakaan, maka penumpang berisiko terpental dari tempat duduknya.
Bentor, Transportasi Khas Medan
Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki alat transportasi yang berbeda-beda. Begitupun dengan Kota Medan, Sumatra Utara. Kota yang memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia ini memiliki beberapa alat transportasi, seperti angkot, bus, ojek, dan becak.
Namun, alat transportasi yang khas dan tidak ada di kota besar lainnya adalah becak motor atau bentor. Bentor adalah alat transportasi yang menggunakan sepeda motor sebagai alat penggeraknya, sedangkan tempat duduk penumpangnya berada di sebelah kiri pengemudi. Bentor berbeda dengan becak yang berada di Pulau Jawa. Pasalnya, becak di Pulau Jawa tempat duduk penumpangnya berada di depan pengemudi.
Becak Medan dapat menggunakan berbagai macam sepeda motor untuk penggeraknya yang bahan bakarnya menggunakan bensin. Bentor dapat ditemukan di berbagai tempat di Kota Medan, seperti seperti di sekitar kawasan Universitas Sumatra Utara atau USU.
Salah seorang tukang becak yang berada di Sumber USU yaitu Bona. Ia sudah berprofesi sebagai tukang becak sejak 1981. Bona mulai bekerja dari pukul 07.00 sampai pukul 18.00 WIB.
Bona dapat menghidupi keluarganya hanya dengan menggunakan bentor. Penghasilannya sebesar Rp70.000 per hari cukup untuk menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang SMA. Saat ini, bentor merupakan ikon Kota Medan karena dapat mengantarkan para wisatawan ke tempat-tempat wisata. "Jadi, tak sah rasanya kalau ke Medan tidak naik Bentor," kata Pak Bona.
Sumber: Citizen6 Liputan6.com
Advertisement