Liputan6.com, Jakarta - Untuk memastikan diri dalam mengikuti ajang Asia Cross Country Rally (AXCR) 2023 yang bakal digelar pada Agustus 2023 mendatang. Julian Johan atau yang akrab disapa Jeje, tengah mengembangkan Toyota Land Cruiser 200 agar mampu memberikan performa yang kompetitif.
Saat bincang santainya dengan Tim Liputan6.com, Jeje, menjelaskan bahwa saat ini progres mobil balapnya tersebut sudah mencapai 70 persen. Di mana, untuk tahap pengerjaan eksterior dan interior semuanya sudah hampir rampung hanya meninggalkan pekerjaan minor serta bagian jantung mekanis.
"Jadi sekarang ini Land Cruiser 200 buat dipakai AXCR 2023 tinggal tahap mesin setelah ini. Jadi kalau sekarang ini, yang sudah selesai tahap untuk bodi, seperti pintu, kap mesin, fender, itu diganti pakai karbon," ungkap Jeje.
Advertisement
Ia menjelaskan mengapa bagian bodi memakai karbon, "Supaya dia lebih ringan karena kalau bobot asli dari mobil ini 2,6 ton dan hitungannya cukup berat utk dipakai balap. Sehingga mesti diet dan menggunakan bahan karbon."
Menurutnya, setelah dibekali dengan bahan yang ringan tersebut, ia berhasil memangkas sebanyak 150 kilogram dari bobot aslinya. Sehingga, hal tersebut akan berdampak positif untuk menurunkan mobil tersebut di ajang rally paling ganas di Asia.
Mesinnya Menggunakan Naturally Aspirated
Di samping itu, pria kelahiran 1 Agustus ini juga memberikan sentuhan wide body pada Land Cruiser 200 tersebut. Alasannya, pengadopsian sektor kaki-kaki yang diadopsi dari Toyota Tundra butuh dimensi yang lebih lebar sehingga membuat perombakan di bagian eksterior.
"Selain diganti jadi karbon, fendernya juga dibikin lebih lebar, soalnya gardannya sudah dibikin lebar dan pakai Toyota Tundra. Jadi karena bannya lebih keluar, jadi fender yang baru dibuat lebih wide. Dan secara tampilan juga makin sangar," tambah Jeje.
Meski pada umumnya pada balapan membutuhkan performa mobil yang lebih buas, namun pada ajang AXCR ini, ia tidak memfokuskan untuk memberikan tenaga yang besar. Bagi Jeje, AXCR ini berbeda dari balapan lain di mana ketahanan mesin serta kemampuan untuk menuntaskan etape yang diberikan harus dengan strategi yang matang, terutama dari sektor mesin.
"Nanti setelah ini selesai, bakal pindah ke bengkel mesin. Nanti baru akan kita turunin mesin dan melakukan overhaul untuk merefresh sambil mengganti beberpaa internal dari mesin. Tapi pada mesin tetap menggunakan Naturally Aspirated, tidak dibikin supercharged atau turbo, tapi lebih ke arah penyegaran di bagian dalam mesin. Paling untuk upgrade, hitungannya minim ya enggak terlalu ekstrem karena ini balap endurance 2.000 km jadi kita harus bisa mendapatkan mesin yang jauh lebih reliable, jauh lebih awet untuk dipakai jarak panjang," tandasnya.
Advertisement