Liputan6.com, Jakarta - Nissan Motor Co telah mengatakan, pada Senin (25/9/2023) bahwa semua model barunya di Eropa akan sepenuhnya menggunakan tenaga listrik.
Selain itu, pabrikan asal Jepang ini berencana hanya akan menjual mobil listrik di Benua Biru pada 2030, seiring dengan semakin banyaknya produsen kendaraan yang beralih ke elektrifikasi akhir tahun ini.
Baca Juga
"Tidak ada jalan untuk kembali sekarang," ujar CEO Nissan, makoto Uchida, dalam sebuah pernyataan, disitat dari Reuters, Selasa (26/9/2023).
Advertisement
Nissan juga menyatakan bahwa satu dari dua model EV baru yang telah dikonfirmasi untuk pasar Eropa, akan diproduksi di pabrik Sunderland, di timur laut Inggris.
Namun, produsen mobil Negeri Sakura ini juga mengeluh bahwa kegagalan untuk mematuhi aturan dalam kesepakatan Brexit Inggris dengan Uni eropa dapat menyebabkan pengenaan tarif 10 persen untuk kendaraan listrik yang diperdagangkan antara blok tersebut, dan Inggris pada Januari.
Namun ketua Nissan untuk Afrika, Timur Tengah, India, Eropa & Oseania, Guillaume Cartier mengatakan kepada wartawan bahwa mobil yang dibuat di Sunderland akan memenuhi aturan tersebut.
Awal tahun ini, Nissan menaikan target untuk model kendaraan listrik untuk mengejar ketertinggalan di segmen tersebut yang didominasi oleh pendatang baru seperti Tesla, dengan mengatakan akan meluncurkan 19 model baru pada 2030.
Mobil listrik Nissan
Berbicara kepada wartawan di London setelah meluncurkan konsep EV, CEO Uchida menolak memberikan batas waktu kapan EV pertama tersebut akan diluncurkan.
Nissan juga sebelumnya mengatakan bahwa pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2027, 98 persen penjualannya di Eropa akan menggunakan kendaraan listrik, baik mobil yang sepenuhnya listrik atau hibrida.
Tujuan baru untuk sepenuhnya menggunakan listrik di Eropa pada 2030 membawa Nissan sejalan dengan mitra aliansinya Renault (RENA.PA), yang berencana menjadikan merek Renault serba listrik pada tahun yang sama.
Advertisement