Jepang Bujuk Tesla untuk Investasi di Nissan

Rencana merger antara Nissan dan Honda memang telah gagal. Namun, Nissan masih memiliki banyak masalah, sehingga masih membutuhkan bantuan dari perusahaan lain untuk bisa berinvestasi

oleh Arief Aszhari Diperbarui 25 Feb 2025, 14:06 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 14:06 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Foto yang diabadikan pada 26 Oktober 2020 ini menunjukkan kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China timur. (Xinhua/Ding Ting)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Rencana merger antara Nissan dan Honda memang telah gagal. Namun, Nissan masih memiliki banyak masalah, sehingga masih membutuhkan bantuan dari perusahaan lain untuk bisa berinvestasi dan menyelamatkan jenama asal Jepang tersebut dari kebangkrutan.

Dilansir dari Arena EV, pemerintah Jepang bahkan telah membentuk sebuah tim untuk bisa meyakinkan Tesla agar berinvestasi di Nissan. Pembentukan tim ini sekaligus menjauhkan Nissan dan perusahaan China yang memang terus memperkuat posisinya, dan berkesempatan untuk berinvestasi di Nissan.

Kelompok buatan pemerintah Jepang sendiri, diisi oleh orang-orang yang cukup berpengaruh di industri otomotif, seperti Hiro Mizuno, mantang anggota dewan Tesla, serta Yoshihide Suga, mantan Perdana Menteri Jepang.

Para anggota tim ini, akan mencoba meyakinkan Tesla, bahwa produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini membutuhkan pabrik Nissan di Negeri paman Sam, yang akan membantu meningkatkan produksi domestik, setelah ancaman tarif dari pemerintahan Donald Trump.

Sementara itu, disitat dari Financial Times, beberapa analis meragukan ketertarikan Tesla terhadap Nissan, karena perusahaan ini sudah memiliki kapasitas produksi yang besar, dan baru saja mengalami penurunan pengiriman tahunan pertama pada 2024.

Menanggapi laporan terkait upaya mendorong Tesla untuk berinvestasi di Nissan, pihak Yoshihide Suga menyatakan tidak mengetahui adanya rencana tersebut.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Hiromichi Mizuno juga membantah keterlibatannya dan meragukan ketertarikan Tesla terhadap pabrik Nissan, mengingat desain pabrik Tesla yang unik.

Desak CEO Nissan Mundur, Honda Siap Lanjutkan Diskusi soal Merger

Honda Motor Co. dilaporkan siap untuk melanjutkan pembicaraan akuisisi Nissan, jika CEO Nissan, Makoto Uchida, mengundurkan diri. Laporan ini pertama kali muncul di Financial Times, yang mengutip sumber yang mengetahui perkembangan internal kedua perusahaan.

Sebelumnya, Honda dan Nissan memang sempat melakukan pembicaraan serius untuk menciptakan perusahaan otomotif terbesar keempat dunia, dengan nilai sekitar US$ 60 miliar. Namun, pembicaraan tersebut gagal, karena Nissan tidak setuju dengan syarat yang diajukan Honda terkait posisi anak perusahaan.

Menurut sumber yang sama, Honda masih menunjukkan minat untuk melanjutkan negosiasi, tetapi dengan syarat yang lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak, terutama jika Uchida mundur.

Honda diyakini ingin mengambil langkah lebih lanjut, dengan menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan, namun hal tersebut tidak diterima dengan baik oleh Nissan yang merasa posisinya terancam. Dalam laporan tersebut, Honda diperkirakan akan melanjutkan negosiasi setelah kepemimpinan Nissan berubah.

Berbicara dengan Financial Times, CEO Honda, Toshihiro Mibe, menyatakan perusahaannya tidak akan melakukan akuisisi secara agresif. Selain itu, Mibe juga menegaskan bahwa jenama berlambang huruf H ini, lebih memilih solusi yang memungkinkan kerja sama yang lebih seimbang antara kedua perusahaan.

Meskipun sempat tertunda, niat Honda untuk melanjutkan pembicaraan terkait merger tetap ada, meskipun kondisi kepemimpinan Nissan perlu berubah terlebih dahulu.

Makoto Uchida, yang telah memimpin Nissan sejak 2019, kini berada di bawah tekanan besar. Kinerja Nissan yang terus menurun, ditambah dengan masalah manajerial dan penurunan penjualan, semakin memperburuk posisi Uchida. Nissan bahkan telah mengumumkan pemangkasan tenaga kerja sebanyak 9.000 orang serta rencana pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20 persen. Meski begitu, upaya-upaya tersebut belum mampu membawa perbaikan signifikan.

infografis Mobil Kepresidenan
Mobil Kepresidenan di Indonesia... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya