Top 5 Indonesia Baru: Peluang Moeldoko 2019 Paling Populer

Panglima TNI Jenderal Moeldoko disebut pendiri Muri Jaya Suprana sebagai pesaing kuat Jokowi pada Pilpres 2019.

oleh Rinaldo diperbarui 25 Sep 2014, 07:29 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2014, 07:29 WIB
foto7-atraksi-130622b.jpg
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mendengarkan penjelasan dari Gatot Nurmantyo (Pangkostrad) (liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko disebut pendiri Muri Jaya Suprana sebagai pesaing kuat Jokowi pada Pilpres 2019. Prediksi ini mendapat perhatian lebih dari pembaca. Demikian pula dengan kabar dari petinggi PPP yang mempersilakan kadernya menjadi menteri di kabinet Jokowi-JK.

Berikut berita tentang sejumlah kader PKB yang disodorkan untuk menjadi menteri, juga menyita perhatian. Demikian pula dengan langkah perdana Presiden terpilih Jokowi menerapkan e-blusukan dengan menyapa warga Papua melalui sambungan telepon seluler.

Selengkapnya Top 5 Indonesia Baru:

1. Jenderal Moeldoko Diprediksi Jadi Pesaing Berat Jokowi

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mendapatkan 2 penghargaan rekor dunia Museum Rekor Indonesia (Muri) atas perolehan donor darah dan biopori. Pendiri Muri Jaya Suprana menyebut Moeldoko dapat melanjutkan kariernya selepas menjadi Panglima TNI. Termasuk menjadi calon presiden pada 2019. Bahkan, Jaya menyebut Moeldoko merupakan saingan terberat Jokowi.

"Saya lihat Jokowi merupakan calon kuat pada Pilpres 2019 nanti. Saya dukung itu. Tapi, saya lihat apa yang dilakukan panglima hari ini. Jokowi akan memiliki pesaing berat," kata Jaya Suprana saat memberikan penghargaan Muri kepada TNI atas program 10 juta Lubang Resapan Biopori (LRB) di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (24/9/2014).

Selengkapnya: Jenderal Moeldoko Diprediksi Jadi Pesaing Berat Jokowi

2. Kader PPP Jadi Menteri Jokowi? Ini Kata Sekjen Romy

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy tak mempermasalahkan pernyataan Ketua DPP PPP Arwani Thomafi, yang mempersilakan kadernya menjadi menteri dalam kabinet Jokowi-JK. Romy mengatakan partainya memang tidak melarang seluruh kadernya untuk mengatakan apapun.

"Itu nggak apa-apa, siapa pun kader PPP mau bilang nanti jadi menterinya Pak Jokowi kan pandangan pribadi. Namanya dinamika demokrasi kan," kata Romy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2014).

Selengkapnya: Kader PPP Jadi Menteri Jokowi? Ini Kata Sekjen Romy

3. Muhaimin, Marwan Jafar dan Rusdi Disebut Calon Menteri Jokowi

Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) awalnya menegaskan tidak akan mengurusi soal jatah menteri. Namun, Deputi Tim Transisi dari PKB Eko Sandjojo ditengarai diam-diam mengusulkan 4 nama calon menteri dari partainya. Ketika dikonfirmasi, Eko tak banyak bicara dan berdalih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang akan menjelaskan.

"(Menteri dari PKB) Nanti Pak Muhaimin sampaikan langsung. Ini saya mau ketemu Pak Muhaimin lagi nih nanti saya confirm (konfirmasi)," kata Eko di Kantor Transisi, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/9/2014).

Selengkapnya: Muhaimin, Marwan Jafar dan Rusdi Disebut Calon Menteri Jokowi

4. E-Blusukan Pertama Jokowi Dengan Warga Papua

Presiden terpilih Jokowi menerima sejumlah perwakilan warga Papua yang khusus menemuinya di Balaikota DKI Jakarta. Mereka melakukan perbincangan melalui telekonferensi bersama sejumlah relawan dan warga Papua yang berkumpul di lapangan Trikora, Abepura, Papua, yang berkumpul merayakan kemenangan Jokowi sebagai presiden.

Dalam kesempatan itu, beberapa orang warga Papua yang menemui Jokowi, tampak menyodorkan telepon seluler kepada Jokowi. Dari telepon tersebut, ratusan warga yang telah berkumpul ramai-ramai menyapa Jokowi dari telepon genggam atau disebut Jokowi dengan istilah elektronik Blusukan atau e-Blusukan.

Selengkapnya: E-Blusukan Pertama Jokowi Dengan Warga Papua

5. Tim Transisi: Nawa Cita Masuk RPJM Mulai November

Tim Transisi Selasa kemarin menemui Bappenas untuk membahas rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) dan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP). Deputi Tim Transisi Andi Widjojanto menerangkan, dalam rencana pembangunan itu perlu dimasukkan unsur-unsur yang diinginkan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

"Kemarin kami bahas RPJM. Kita mau mengubah program yang dicanangkan Pak SBY," ujar Andi di Kantor Transisi, Rabu (24/9/2014).

Andi menjelaskan, dalam program pembangunan SBY yang masih dipakai saat ini, belum dimasukkan unsur Nawa Cita sebagai ciri khas Jokowi.

Selengkapnya: Tim Transisi: Nawa Cita Masuk RPJM Mulai November

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya