PDIP Sebut CLBK dengan Gerindra Hal Lumrah dalam Politik

Dalam politik, yang sebelumnya berkoalisi, bercerai dan berkoalisi kembali, lumrah terjadi. Kemungkinan itu yang terjadi pada PDIP-Gerindra.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 11 Agu 2016, 14:08 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 14:08 WIB
Hendrawan Supratikno
Politisi PDI-Perjuangan, Hendrawan Supratikno (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PDIP bersama Partai Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Kekeluargaan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka belum menentukan siapa calon yang akan maju menghadapi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Pada Pilkada DKI 2012, PDIP-Gerindra mesra dengan mengusung Jokowi-Ahok. Namun, kemesraan kedua parpol tersebut luntur saat Pilpres 2014.

Menjelang Pilkada DKI 2017, PDIP-Gerindra sama-sama kembali membuka komunikasi dan mulai mesra alias cinta lama bersemi kembali (CLBK). Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, pasang surut hubungan antar-parpol termasuk PDIP-Gerindra adalah hal yang lumrah.

"Dalam politik, itu hal yang biasa? Ada kalanya misal ada suatu tahapan itu ada komunikasi sangat intens, tapi dalam momen yang lain itu tidak," kata Hendrawan saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (11/8/2018).

Menurut dia, mesra-renggangnya hubungan parpol satu dengan parpol lainnya justru menjadi hal yang positif. Sebab, kontestasi perbedaan pandangan dan dukungan diberikan kepada masyarakat secara langsung untuk memilih.

"Justru itu yang membuat dinamika politik menjadi menarik," ujar dia.

Anggota Komisi XI DPR ini menambahkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak pernah melarang kader-kadernya melakukan penjajakan dan komunikasi politik dengan parpol lain menjelang pemilihan kepala daerah.

"Bu ketum selalu bilang ke kami ke seluruh kader baik di daerah selalu lakukan komunikasi yang baik, buka terus seluas-luasnya komunikasi. Prinsip kami politik gotong royong?" Hendrawan menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya