Elektabilitas Agus, Ahok, Anies Versi LSI Denny JA Pasca-Demo

Dibandingkan dengan survei sebelumnya yaitu Oktober 2016, elektabilitas pasangan calon petahana ini memperoleh 31,4 persen.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Nov 2016, 18:21 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 18:21 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Demo besar pada Jumat 4 November 2016 terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berpengaruh terhadap elektabilitas calon gubernur petahana DKI Jakarta itu. Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan elektabilitas Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 menurun.

"Survei kami menunjukkan, sebanyak 73,20 persen menyatakan bahwa pernyataan Ahok tersebut adalah sebuah kesalahan. Hanya 10,50 persen saja menyatakan bahwa pernyataan tersebut bukan sebuah kesalahan," ujar peneliti LSI Adjie Alfaraby, di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda No 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016).

Adjie menuturkan, hasil survei tersebut didapat dari seluruh segmen, baik laki-laki maupun perempuan, berpendidikan tinggi atau rendah, ekonomi mapan ataupun wong cilik.

Dia mengatakan, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot ini menurun. Namun begitu, elektabilitas pasangan cagub dan cawagub nomor urut dua ini masih unggul dibandingkan dua pasangan calon lain yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Kami mendapati angka 24,6 persen untuk pasangan calon nomor urut dua (Ahok-Djarot), pasangan calon nomor urut satu (Agus-Sylvi) di angka 20,9 persen, dan paslon nomor urut tiga (Anies-Sandi) ada di angka 20,0 persen. Dengan catatan 34,5 persen belum memiliki keputusan," kata Adjie.

Dia menjelaskan, bila dibandingkan dengan survei sebelumnya yaitu Oktober 2016, elektabilitas pasangan calon petahana ini memperoleh 31,4 persen.

"Karenanya demi mendongkrak kembali suara pasangan calon petahana, kami mencatat beberapa hal. Yakni, Ahok khususnya wajib menarik simpati pemilih Muslim. Lalu adalah status hukumnya yang belum diputuskan, dan strategi dua kandidat lain yang siap menyedot suara swing voters," ucap Adjie.

Survei ini digelar pada 31 Oktober sampai 5 November. Metode multistage random sampling dengan 440 responden dengan margin error 4,8 persen. Survei ini dilakukan di daerah DKI Jakarta.


Penyebab Elektabilitas Turun

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai, ada beberapa poin yang menyebabkan elektabilitas pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat atau Ahok-Djarot ini anjlok.

"Pertama adalah efek surat Al Maidah. Sejak menjadi viral, penafsiran menjadi sebuah kontroversi. Dan berujung pada demo besar atas nama umat yang kita tahu pada 4 November 2016," kata Adjie Alfaraby.

Kemudian, lanjut Adjie, alasan resistensi pemilih beda agama semakin meningkat. "Dalam survei kami, November 2016, banyak pemilih Muslim yang tidak mau dipimpin Ahok. Data kami menunjukkan 63,4 persen, di mana persentase meningkat dari bulan sebelumnya (Oktober 2016) yaitu 55,6 persen," terang dia.

Dua alasan selanjutnya adalah tingkat kesukaan tiap orang dan personaliti dari sang cagub petahana. "Dalam pelbagai alasan, tingkat kesukaan terhadap Ahok terus merosot. Survei terbaru kami, November 2016, Ahok memiliki tingkat kesukaan di bawah 50 persen, yakni 48,30 persen," ujar Adjie.

Poin terakhir menurut LSI adalah kepribadian dari Ahok yang dianggap arogan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya