Timses Sesalkan Ucapan Sandi soal Djarot Diusir dari Masjid Tebet

Timses heran kalau ada pernyataan Sandi yang menganggap bahwa peristiwa itu strategi yang dilakukan tim BaDja.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 15 Apr 2017, 08:35 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2017, 08:35 WIB
Djarot Saiful Hidaya Dialog dengan Takmir Masjid
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat saat berdialog dengan Takmir masjid di Jakarta, Jumat (31/3). Dalam dialog terebut mebahas menolak politisasi masjid dan melawan radikalisme agama. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Timses Basuki - Djarot (BaDja), Ace Hasan Sadzily menyesalkan pernyataan Sandiaga Uno, terkait peristiwa pengusiran calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Masjid Masjid Jami' Al'Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 14 April 2017.

"Masak Pak Sandi menuduh penolakan itu setting-an dan strategi Tim kami? Seharusnya beliau sama-sama menyesalkan peristiwa pengusiran Pak Djarot dari masjid. Masjid kan tempat ibadah. Pak Djarot merupakan muslim yang taat. Masa untuk beribadah salat Jumat diusir," kata Ace di Jakarta, Jumat malam, 14 April 2017.

Politikus Partai Golkar ini mengaku heran kalau ada pernyataan Sandi yang menganggap bahwa peristiwa itu strategi yang dilakukan Tim BaDja. Bahkan ia mempersilakan Sandiaga mengecek langsung ke masjid tempat Djarot disoraki sebagian warga tersebut.

"Silakan cek sendiri ke masjidnya, tabayyun dulu. Jangan gampang menuduh seperti itu," ujar Ace.

Ace mengatakan, seharusnya semua komponen menjaga kondusivitas menjelang pemilihan putaran kedua. Jangan menuduh yang bukan-bukan.

Sandiaga Uno yang merupakan lawan Djarot di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 207 sebelumnya ikut mengomentari peristiwa tersebut. Sandi mengatakan, penolakan dari warga itu seharusnya tidak terjadi selama calon selalu berkomunikasi dengan warga yang akan didatangi.

"Jadi saya percaya sih semua warga masyarakat menerima, kecuali itu bagian dari strategi kampanye mereka (Djarot) untuk hal seperti itu terlihat ada penolakan," kata Sandiaga di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat.

Sandiaga menyebutkan, selama 18 bulan berkampanye, dia tidak pernah mengalami penolakan. Setiap kali datang ke lokasi kampanye, warga selalu menerima dengan baik.

"Padahal sih hampir semua acara saya selama 18 bulan karena terjadwal dan terkomunikasikan dengan baik, alhamdulilah selalu diterima," imbuh dia.

Karena pengalaman itu, Sandiaga yakin seharusnya Djarot tidak mengalami penolakan. Mengingat setiap kampanye pasti sudah dikomunikasikan dengan warga sekitar.

"Mestinya juga begitu Pak Djarot selalu diterima selama terkomunikasi yang baik, dan sosialisasi yang baik," ujar Sandiaga Uno.

Pengusiran ini merupakan yang ke sekian kali dialami pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini selama masa kampanye. Sebelumnya Djarot pernah mengalami penolakan saat datang ke Masjid At Tin di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.

Saat itu, Sabtu 11 Maret 2017 malam, Djarot Saiful Hidayat diusir saat menghadiri haul mantan Presiden Soeharto yang diselenggarakan di masjid tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya