Panelis Debat Kedua Pilpres Ramu Pertanyaan yang Tak Normatif

Debat kedua Pilpres 2019 akan digelar pada 17 Febuari 2019 di Holten Sultan, Jakarta Pusat.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2019, 18:04 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2019, 18:04 WIB
20161031-Presiden Jokowi Temui Prabowo Subianto-Bogor
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersantai sambil menaiki kuda di halaman kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). Keduanya usai melakukan pertemuan tertutup selama hampir 2 jam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Debat kedua Pilpres 2019 akan digelar pada 17 Februari 2019 di Holten Sultan, Jakarta Pusat. Untuk memantapkan persiapannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama delapan panelis debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Jumat 8 Februari 2019.

Terlebih, banyak masukan dan kritikan soal debat pertama pilpres, Kamis 17 Januari 2019.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang juga sebagai panelis debat kedua pilpres, Joni Hermana mengatakan, pihaknya akan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berbeda format dengan debat pertama pilpres.

Hal itu agar tak ada jawaban yang sama dari para calon presiden.

"Kita berusaha untuk memberi pertanyaan-pertanyaan yang lebih tidak normatif. Jadi, dalam hal ini kita juga menginginkan agar tidak ada jawaban yang sama dari keduanya, normatif," kata Joni, Jumat (8/2/2019).

Selain itu, model pertanyaan yang dibuat berbeda ini bertujuan agar masyarakat lebih mengetahui konsep yang dimiliki dari masing-masing paslon.

"Sehingga memberi gambaran kepada audience dan masyarakat sejauh mana kemampuan dan konsep yang ingin mereka kembangkan secara baik. Jadi intinya sebetulnya seperti itu," ujar Joni.

Oleh karena itu, para panelis ini akan mulai menyusun pertanyaan Jumat malam ini. Karena, siang pukul 14.00 WIB mereka menggelar FGD terlebih dahulu dengan NGO terkait tema pada debat kedua pilpres.

"Baru malam ini kita mau buka di sini. Kan kita tadi tidak ada dialog, kita hanya mendengarkan saja dan mendapatkan masukan dari NGO plus beberapa data yang mereka sampaikan. Nah malam ini kita akan bahas di antara panelis sendiri hal-hal apa yang menurut kita penting dan topik-topik apa yang akan kita angkat dan data yang kita akan gunakan," ucapnya.

"Nanti malam sampai besok (Minggu) kita hanya susun pertanyaan dengan panelis saja tidak dengan NGO atau LSM lain," sambung Joni.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tentang FGD

Ilustrasi Pemilu 2019
Badut berbentuk kotak suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), ondel-ondel, dan marching band ikut meramaikan pawai Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Minggu (23/9). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama delapan panelis debat kedua Pilpres 2019 yang digelar pada 17 Febuari 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. FGD ini dilakukan di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Jumat 8 Februari 2019.

Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan, dalam FGD ini akan membahas terkait materi dan merumuskan pertanyaan pada debat nanti. Dalam FGD ini sendiri juga menghadirkan, beberapa orang dari Non Government Organization (NGO) yang untuk memberikan masukan kepada panelis dalam merumuskan pertanyaan dengan tema pada debat kedua nanti.

"Nah kalau catatan itu sudah disampaikan kepada panelis, panelis nanti akan merapatkan dan memberikan usulan itu. Lalu membuat rapat untuk menarasikan pertanyaan yang akan disampaikan di debat kedua," kata Arief.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya