Liputan6.com, Jakarta - Aliansi Mahasiswa Kabupaten Kudus menilai, ketidaknetralan di Pilkada 2024 hasus disikapi dengan tegas. Karenanya, mereka pun mendeklarasikan komitmen mengawal demokrasi dalam acara yang digelar di Basecamp Ormada, Jl. Jenderal Sudirman, Desa Dersalam, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah.
Mengutip siaran pers, gerakan tersebut dipimpin oleh Hendika Mukhoyyar, mahasiswa asal IAIN Kudus. Dia mengatakan, aliansinya akan memantau ketat potensi pelanggaran, khususnya campur tangan aparat keamanan.
Advertisement
Baca Juga
“Langkah ini muncul setelah investigasi Tempo bertajuk 'Tangan Polisi di Pilkada', mengungkap berbagai dugaan keterlibatan aparat kepolisian dalam sejumlah kontestasi politik di Indonesia,” kata Hendika seperti dikutip Senin (17/11/2024).
Advertisement
Hendika menambahkan, Jawa Tengah adalah wilayah strategis dengan potensi intervensi besar, terlebih beberapa kandidat memiliki latar belakang aparat keamanan.
"Potensi intervensi lembaga ini dalam Pilkada tidak bisa dianggap remeh. Sebagai mahasiswa, kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan jujur dan adil," ungkap Hendika.
Tanpa Manipulasi
Hendika menyatakan, Aliansi Mahasiswa Kudus bertekad menggandeng stakeholder pemilu untuk memastikan Pilkada berjalan tanpa manipulasi. Mereka juga menyerukan kepada masyarakat agar berani melaporkan kecurangan yang terindikasi melibatkan TNI atau Polri.
Tak sekadar bicara, aliansi ini berjanji akan melaporkan setiap dugaan pelanggaran ke ranah pidana.
“Kami tidak akan ragu membawa temuan tersebut ke ranah pidana untuk menjaga semangat demokrasi,” tegas Hendika.
Hendika yakin, gerakannya menjadi simbol kebangkitan mahasiswa dalam mengawal demokrasi yang bersih dan adil.
"Dari Kudus, kami siap berkontribusi untuk menjaga semangat demokrasi di Jawa Tengah," Hendika menandasi.
Advertisement