Survei LSI Denny JA: PDIP Ungguli Gerindra dan Golkar

Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan PDI Perjuangan menjadi partai teratas mengungguli Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jan 2019, 16:29 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 16:29 WIB
Lingkaran Survei Indonesia (LSI). (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)
Lingkaran Survei Indonesia (LSI). (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Denny JA merilis data terbaru perolehan suara pertarungan partai politik, hasil survei periode Desember 2018. Hasilnya, PDI Perjuangan menjadi partai teratas mengungguli Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

"PDI Perjuangan menduduki posisi nomor satu terus, dengan perolehan angka di atas 25 persen," kata Ardian Sopa, peneliti LSI di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2019).

LSI memaparkan, selisih suara PDI Perjuangan dengan Gerindra dan Golkar dalam lima kali survei LSI, mencapai hingga 10 persen. Partai berlogo banteng moncong putih ini dinilai LSI memiliki perolehan suara survei paling stabil.

Contohnya, pada tiga bulan terakhir, PDIP menorehkan angka 28,5 persen, 25,4 persen, dan 27,7 persen. Sedangkan untuk Gerindra, 11,3 persen, 14,2 persen, dan 12,9 persen. Kemudian Golkar, 6,8 persen, 9,7 persen, dan 10,0 persen.

"Dengan hasil ini, kami dapat memastikan PDI Perjuangan sudah potensial juara di Pemilu Legislatif 2019," jelas Ardian.

Survei nasional LSI diketahui menggunakan 1.200 responden. Survei diadakan di 34 provinsi di Indonesia, dengan metode multistage random sampling. Margin of error setiap survei adalah plus minus 2,9 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Gerindra dan Golkar Berebut Posisi

 

LSI menilai, perebutan kursi runner-up atau juara dua menjadi persaingan antara Gerindra dan Golkar.

"Hasil survei keduanya, dalam lima bulan terakhir periode 2018 (Agustus-Desember), masih berfluktuasi dan berselisih ketat," kata Peneliti LSI Ardian Sopa.

Data periode Agustus, Gerindra dan Golkar memiliki selisih 2 persen, yakni 13,1 persen berbanding Golkar 11,3 peren. Hal yang sama juga terjadi pada periode survei September, Gerindra 11,5 persen dan Golkar 10,6 persen.

Kemudian pada Oktober, perolehan survei berfluktuasi, Gerindra masih konsisten di angka 11,3 persen, namun Golkar turun hingga hampir setengahnya yakni 6,8 persen.

"Meski turun, angkanya masih tetap di posisi tiga, hampir bersinggungan dengan Demokrat di posisi empat, dengan selisih 0,5 persen," lanjut Ardian.

Kemudian di periode survei November, Golkar kembali melonjak, dengan perolehan angka 9,7 persen, namun belum berhasil menyaingi Gerindra yang bertengger di angka 14,2 persen.

"Dan pada periode Desember, kedua partai ini kembali bersaing ketat, Gerindra turun jadi 12,9 persen, dan Golkar memperlihatkan tren positif menjadi 10,0 persen," sambung Ardian.

Catatan LSI, lanjut Ardian, Golkar sebagai partai senior masih berpotensi menjadi runner-up asal memiliki sumber pendongkrak elektabilitas. Bila tidak, efek ekor jas Prabowo Subianto, sebagai sosok di Gerindra akan semakin bertaji, menghempas Golkar dari sejarah posisi dua besar sejak Pemilu 1999.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya