Liputan6.com, Jakarta Setelah Anda berhasil membeli rumah pertama—terutama jika KPR rumah pertama nyaris selesai—keinginan untuk membeli rumah kedua selalu ada. Apalagi jika Anda menginginkan rumah yang lebih besar atau lebih dekat dengan lokasi kerja serta pusat kota.
Selain itu, Anda juga berpikir setelah memiliki rumah sebagai tempat tinggal, tak ada salahnya membeli rumah kedua sebagai investasi atau simpanan di masa tua yang mungkin saja bisa diwariskan kepada anak nantinya.
Dikutip dari Rumah.com, sebelum memutuskan untuk membeli sebuah rumah lagi, hal-hal ini harus menjadi pertimbangan Anda.
Advertisement
Cek kondisi keuangan
Sebaiknya Anda baru membeli rumah kedua jika kondisi keuangan Anda sudah sehat. Maksudnya, Anda tak lagi terbebani utang apa pun. Pastikan tujuan keuangan yang utama, misalnya dana pendidikan anak, dana darurat, dan dana kebutuhan bulanan sudah terpenuhi. Jangan sampai membeli rumah kedua membuat Anda harus bersusah payah memenuhi biaya kebutuhan sendiri.
Pertimbangkan lokasi
Jika rumah pertama Anda berjarak cukup jauh dari pusat kota, sebaiknya rumah kedua jangan lagi memiliki jarak yang jauh. Setidaknya sedikit lebih dekat dengan pusat kota jika dibandingkan dengan rumah pertama. Selain itu, akan lebih baik jika rumah kedua berada di lokasi yang harga jualnya kembali cukup tinggi atau menjanjikan sebagai investasi. Jadi, jika niatnya Anda membeli rumah kedua yang sedikit di pinggiran kota dan memiliki lingkungan yang asri, pastikan lingkungan tersebut menjadi incaran konsumen dan akan menjadi tempat yang prospektif.
Kondisi prima
Bila rumah kedua Anda akan dijadikan tempat tinggal, berarti rumah tersebut harus memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan rumah pertama. Misal, sedikit lebih luas, lingkungannya aman dan nyaman, cukup dekat dengan rumah sakit, sekolah, dan tempat belanja. Hal ini bertujuan agar Anda dapat langsung menempatinya dan tidak menyesal karena sudah hijrah ke tempat baru.
Bisa jadi aset produktif
Ingat, meski harga properti cenderung naik, tapi jika Anda tidak menghitung biaya pemeliharaan, Anda bisa saja rugi. Misal, jika rumah kedua Anda adalah apartemen, ditempati atau tidak tetap saja Anda harus membayar biaya keamanan dan kebersihan lingkungan yang tidak sedikit. Agar biaya pemeliharaan tak menggerus keuangan Anda, buatlah rumah tersebut sebagai aset yang menghasilkan, bukan hanya jadi beban, misalnya menyewakannya sebagai kamar kos atau kontrakan.
Rina Susanto