Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin mengira kamar tidur adalah area paling bersih yang ada di rumah Anda. Padahal sebenarnya yang terjadi sebaliknya.
Area favorit Anda untuk melepaskan lelah ini justru memiliki banyak kuman yang jumlahnya mungkin lebih besar dibandingkan kamar mandi.
Kuman tak hanya berkurang hanya dengan mengganti seprai dan sarung bantal setiap minggu. Cobalah Anda cek kembali, bisa jadi inilah yang terjadi di kamar Anda.
Advertisement
Kuman di bed cover
Seberapa sering Anda mengganti bed cover? Bisa jadi Anda baru mengganti sebulan sekali, atau bahkan lebih karena mengiranya masih bersih.
Masalahnya bed cover digunakan untuk menutupi seprai sehingga beragam kotoran dan debu menempel di atasnya.
Carolyn Forte dari The Goodhousekeeping Institute AS mengatakan setidaknya ada 1,5 juta tungau yang hinggap di bed cover Anda. Untuk menghindarinya, biasakan mengeluarkan bed cover usai bangun tidur di pagi hari lalu jemurlah di bawah sinar matahari.
Bakteri di karpet
Setelah digunakan, jangan hanya menggulung karpet lalu menyimpannya. Karpet yang sudah dipakai minimal harus divacuum setiap minggu untuk menghilangkan kotoran dan rambut yang menempel di atasnya.
Jika karpet di kamar langsung Anda gulung dan simpan, kemungkinan karpet tersebut masih lembap sehingga memicu munculnya bakteri dan jamur.
Membawa ponsel ke ranjang
Dalam keadaan tangan bersih atau kotor Anda pasti pernah menggunakan ponsel. Akibatnya ponsel menjadi barang yang paling berminyak dan kusam. Kondisi ini memicu timbulnya bakteri E. Coli penyebab gangguan pencernaan.
Setelah Anda pulang dari kantor, cuci tangan Anda dan usaplah bagian luar ponsel dengan tisu atau lap bersih. Biasakan menggunakan casing dan gantilah casing setiap bulan—bersihkan casing sebelumnya, jadi minimal Anda memiliki dua buah casing—agar kuman tak ikut masuk ke dalam kamar Anda.
Tak jauh beda dengan ponsel, tas Anda pun sangat kotor. Anda boleh saja mengatakan Anda sering berganti tas, tapi bagaimana dengan bagian dalamnya.
Jika Anda sering menggunakan masker penutup mulut, lalu menyimpannya di dalam tas, tentunya kotoran yang ada di sekitar wajah ikut pindah ke dalam tas Anda. Letakkan tas kerja di ruang kerja rumah atau di luar kamar.
Piyama pembawa bakteri
Anda mungkin hanya menggunakan piyama saat tidur, tapi bukan berarti Anda boleh menyimpannya hingga beberapa hari.
Jas tidur pun sebaiknya diganti setiap 2-3 hari. Piyama dan jas tidur menyimpan sisa keringat—yap, saat tidur pun metabolisme tubuh tetap berjalan sehingga Anda berkeringat—dan sel kulit mati. Keringat dan sel kulit mati inilah yang menjadi makanan utama kutu kasur dan tungau.
Suasana kamar terlalu panas
Saat siang memang sebaiknya jendela kamar dibuka agar sirkulasi udara lancar dan kamar pun mendapatkan sinar matahari sehingga mencegah timbulnya bakteri.
Ketika malam tiba, usahakan agar kamar tetap sejuk karena hawa lembap dan gerah akan membuat kamar menjadi tempat persembunyian jamur.
Nyalakan AC pada suhu kamar 25°C agar kuman tidak berkembang biak di kamar Anda.
Tidak membersihkan diri sebelum masuk kamar
Begitu Anda pulang kerja jangan langsung masuk ke dalam kamar, melainkan bersihkan dahulu tubuh Anda dan gantilah pakaian.
Langsung masuk kamar dalam kondisi tubuh lembap akibat keringat akan membuat kamar menjadi ikutan lembap dan beraroma tak sedap. Aroma keringat ini juga mengundang beberapa hewan seperti nyamuk dan bakteri masuk ke dalam kamar Anda.
Tidak membersihkan meja rias
Periksa kembali seluruh kosmetik yang ada di meja rias Anda, singkirkan jika sudah melewati masa pakainya.
Menyimpan kosmetik yang sudah kedaluarsa—meski belum pernah digunakan—akan mengundang timbulnya jamur di meja rias.
Foto: Pixabay
Sumber: Rumah.com
Rina Susanto