Mau Pindah ke Apartemen? Belajar Adaptasi Dulu

Agar waktu adaptasi berjalan lebih cepat, Rumah.com siapkan tips yang bisa Anda lakukan dalam membangun hubungan sosial di apartemen.

oleh Fathia Azkia diperbarui 06 Des 2017, 09:34 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 09:34 WIB
Pacific garden style
Desain kamar tidur di unit apartemen Pacific Garden Style

Liputan6.com, Jakarta Proses adaptasi dari yang sebelumnya tinggal di rumah tapak ke apartemen memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab bila biasanya ‘menginjak tanah’, Anda tentu tidak akan menemukan hal ini di apartemen.

Atau jika tinggal di pemukiman tapak saat membuka pintu akan ada tetangga yang menyapa, di apartemen kehidupan terkenal lebih individualis. Tak jarang antar penghuni saling tidak mengenal nama bahkan wajah satu sama lain.

Tinggal di apartemen di tengah kota lebih baik daripada rumah di pinggir kota. Anda setuju?Suarakan pendapat Anda lewat survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index. Berhadiah total 10 juta untuk 5 pemenang!

Kepada Rumah.com, Sosiolog Perkotaan dan dosen Sosiologi FISIP di Universitas Indonesia, JF Warouw sempat menjelaskan, bahwa ciri bertetangga di apartemen sesuai dengan ciri solidaritas sosial organik, di mana solidaritas sosial antarwarga tercipta berdasarkan kebutuhan atau saling ketergantungan.

“Apartemen saat ini menjadi fenomena baru. Penghuninya acuh tak acuh, bekerja, pulang ke rumah, capek, tak sempat bersosialisasi,” katanya. Baca juga: Masyarakat Indonesia Mulai Suka Tinggal di Apartemen

Untuk menumbuhkan kehidupan bertetangga yang guyub di apartemen, mau tak mau pihak pengembang harus ikut campur. Hal pertama adalah menyediakan fasilitas umum.

“Di apartemen, terutama di kelas menengah, lobinya kecil sehingga orang langsung berlalu begitu saja. Begitu juga dengan taman hijau dan fasilitas lain yang bisa digunakan untuk bersama-sama, biasanya ala kadarnya sehingga penghuni jarang menggunakannya,” ia menambahkan.

“Kemudian, developer harus juga berpikir soal sosial-budaya. Harus ada public social gatheringyang bisa menyatukan warganya. Pengembang harus membentuk perhimpunan penghuni yang bisa menyatukan,” tukasnya.

Meski demikian, saat ini pengembang rupanya sudah cukup aktif dan jeli dalam mengatasi masalah individualisme di lingkup apartemen. Contohnya di apartemen kelas menengah harga Rp300 jutaan seperti Swarnabumi Bintaro.

Apartemen besutan PT Kopel Lahan Andalan (KOPELLAND) ini menyediakan fasilitas co-working space, di mana penghuni yang tinggal bisa bekerja dalam satu ruang yang sama, bukan di unit kamarnya masing-masing. Fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan fitur free WiFi.

Sementara di Grand Dhika City penghuninya bisa menikmati clubhouse yang terdapat fitness centre dan kolam renang, area komersial, dan ruang terbuka hijau. Menurut pengembang, ruang ini diyakini bisa membuat penghuninya saling berbaur dan mengenal satu sama lain.

Tips Adaptasi

Sementara agar waktu adaptasi berjalan lebih cepat, Rumah.com siapkan tips yang bisa Anda lakukan dalam membangun hubungan sosial di apartemen.

1. Ikuti Kegiatan Komunitas

Biasanya, beberapa warga komplek apartemen akan dimintai untuk berpartisipasi mensponsori acara untuk warga. Misalnya perayaan hari bersejarah, bakti sosial, olahraga bersama, atau nonton bareng.

Bila lingkungan apartemen Anda mengadakan acara seperti itu, segera ambil bagian untuk datang dan usahakan kesempatan interaksi dengan siapapun yang datang.

2. Kunjungi Area Bersama

Apartemen memiliki fasilitas umum seperti kolam renang, tempat fitness, taman bermain, atau ruang laundry. Tidak ada salahnya untuk Anda rutin mengunjungi semua fasilitas tersebut, minimali dua kali dalam seminggu.

Bagi Anda yang gemar fitness, usahakan untuk membuka diri kepada warga yang sedang fitness juga. Begitu seterusnya untuk semua fasilitas. Pilihan apartemen dengan fasilitas lengkap bisa ditemukan di sini.

3. Lobi

Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, setiap warga akan berlalu-lalang melewati lobi. Ketika Anda menunggu untuk naik dan bertemu dengan seseorang, selalu bersikap sopan kepada orang yang datang dan keluar lobi.

Jika ada orang lain menunggu di dekat Anda, jangan ragu untuk memulai percakapan. Kenali diri Anda sebagai warga apartemen tersebut. Tanyakan sudah berapa lama tingga di sana. Percakapan akan berkembang seiring dengan setiap jawaban yang ia utarakan.

Simak juga: Daripada Sewa, Mending Cicil Apartemen 2 Jutaan/Bulan. Ini Pilihannya!

4. Dalam Lift

Pada saat di lift, sebaiknya Anda tidak diam dan sibuk dengan telepon genggam Anda. Lebih dari itu, Anda harus tersenyum dan berkata “selamat pagi” atau “halo”. Mungkin sekilas terlihat canggung, namun percayalah orang yang tinggal di apartemen pun butuh sapaan hangat sederhana.

Meski hanya dibalas senyum, setidaknya Anda akan memiliki reputasi yang baik dan mudah diingat. Siapa tahu keesokan harinya, dia akan menyapa Anda terlebih dulu.

5. Buat Acara

Jangan ragu untuk mengundang tetangga satu lantai menjadi tamu acara kecil-kecilan seperti BBQ, ulang tahun, atau makan malam. Jika belum kenal satu orang pun, Anda bisa tanya pada pengelola apartemen unit mana saja yang dihuni berikut namanya.

Atau gantungkan undangan pada gagang pintu sebagai strategi undangan. Dengan begitu akan mudah baginya untuk melihat undangan Anda.

Jika Anda merupakan pembeli hunian pertama dan masih ragu dengan apartemen incaran Anda, tanyakan apa saja informasi yang dibutuhkan melalui Tanya Agen. Sedangkan daftar apartemen di lokasi strategis harga mulai Rp500 juta ada di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya