Liputan6.com, Semarang - Jalan Pedurungan Tengah V-A, Semarang, cukup lengang. Suhu udara yang menunjuk angka 28 derajat Celsius terasa cukup panas. Seorang pengendara sepeda motor K 4389 BR melintas dengan ponsel yang terselip di helmnya.
Tiba-tiba pengendara motor itu menghentikan motornya, langsung membanting ponsel serta helmnya. Kejadian itu menarik perhatian Fauzi, warga setempat yang tidak jauh dari posisi si pengendara motor itu.
"Tiba-tiba pria itu mengeluarkan sebilah pisau dan menggorok lehernya sendiri. Saya sampai terdiam. Setelah sadar, saya baru berteriak-teriak minta pertolongan," kata Fauzi yang masih terlihat shock pada Liputan6.com Selasa (5/1/2016) siang,
Saksi mata lainnya, Said, mengaku mendengar teriakan Fauzi. Ia kaget melihat kejadian ekstrem itu.
"Saya dengar orang teriak-teriak, saya keluar sama anak saya. Dia (korban) sudah gelundungan, pisau di leher," kata warga Pedurungan Tengah V-A itu.
Baca Juga
Mendengar teriakan warga yang mencegah aksi bunuh diri, pemuda itu bukannya menghentikan aksinya. Ia justru nekad dan terlihat buru-buru menggorokkan pisau itu ke lehernya.
"Saya lihat tangan kirinya masuk ke leher hingga pisau kecil yang digunakannya bengkok. Warga baru berani mendekat setelah pria itu mulai tidak bergerak, tapi ketika itu masih hidup," kata Said.
Karena tak berani dan bingung memberikan pertolongan, warga segera melapor ke Polsek Pedurungan. Tak berapa lama kemudian petugas datang dan langsung mengevakuasi korban untuk dibawa ke RS Bhayangkara.
"Tiba di UGD, pria tersebut sudah meninggal dunia," kata anggota Polsek Pedurungan.
Polisi kemudian meneliti TKP dan menemukan pisau, motor, handphone, tas, dan identitas korban yang kemudian dibawa untuk diselidiki. Berdasarkan KTP yang ditemukan, korban bernama Endro Purnomo (31) warga Dukuh Grogol RT 04 RW 04, Bakalan Krapyak, Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
"Itu identitas yang dibawa. Kita sekarang menunggu Inafis," kata Kanit Reskrim Polsek Pedurungan, AKP M. Bahrain.
Putus Kontrak
Sementara itu, hasil penelusuran Liputan6.com, Endro merupakan karyawan magang di RSUD Kota Semarang. Salah satu sahabatnya di RSUD menyebutkan bahwa Selasa pagi itu Endro masuk kerja seperti biasa.
Setiba di tempat kerjanya, Endro yang sehari-hari bekerja di bagian Sistem Informasi Manajemen (SIM) bersama dengan beberapa karyawan magang yang lain dipanggil pimpinan dan diberitahu bahwa kontraknya habis.
"Tadi sempat memukuli pimpinannya dan mengancam dengan pisau, terus dia kabur. Rupanya pulang," kata sumber tadi.
Sementara itu, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD kota Semarang, Sutrisno, menjelaskan bahwa pada pagi hari karyawan magang itu dikumpulkan bukan untuk diberi pengumuman putus kontrak kerja.
Sebaliknya, kesempatan itu digunakan manajemen untuk membahas keinginan Endro yang sudah mengajukan surat pengunduran diri.
"Kami mencoba membahas lagi. Tujuannya agar Endro tetap bisa di RSUD, karena yang bersangkutan termasuk terampil dan cekatan," kata Sutrisno.
Â
Sutrisno mengaku mendengar desas-desus di internal RSUD soal pemutusan kontrak, tapi ia menampik hal itu. Di RSUD, katanya, untuk memutus kontrak kerja harus melalui mekanisme rapat direksi.
"Saya sendiri hari ini tak ada rapat. Yang jelas, ini sebuah musibah dan kita pasrahkan saja kepada polisi untuk menyelidiki," ujar Sutrisno.**
Advertisement