Liputan6.com, Denpasar - I Wayan Sumardana dijuluki Iron Man dari Bali. Betapa tidak, hampir di sebagian tubuhnya terpasang alat robotik. Alat robotik itu dipasang untuk menggerakkan tangan kirinya yang lumpuh sejak enam bulan lalu.
Kini, Sumardana menjadi terkenal. Wajahnya tampil di televisi. Berita seputar penemuan brilian Sumardana mudah ditemukan di situs berita online. Meski menemukan karya cemerlang, Sumardana tetap merendah.
Ia meminta hasil karyanya yang mayoritas dirakit dari barang rongsokan tidak diekspos terus-terusan. "Sudah dong, wartawan jangan diekspos terus. Saya ini manusia bodoh. Itu penemuan biasa saja, nanti orang pintar di luar sana sakit hati," kata Sumardana merendah saat ditemui Liputan6.com di bengkelnya, Karangasem, Bali, Kamis (21 Januari 2016).
Bukan tanpa alasan Sumardana berkata demikian. Ia takut para ahli robotik akan sakit hati terhadap dirinya yang bisa menemukan karya hebat.
Baca Juga
Baca Juga
Ia menyebut, sesungguhnya tangan robotiknya sudah banyak dijual di situs online. "Alat itu ada kalau mau dibeli online. Sudah ada yang jual," kata dia memperlihatkan situs tersebut kepada Liputan6.com.
Kendati begitu, Sumardana mengaku siap memproduksi massal tangan robotiknya jika diminta. Asal tujuannya satu, untuk sosial. "Kalau ada yang minta dibuatkan, boleh. Tapi beli sendiri alatnya. Saya rakitkan saja. Kalau mau dibuat banyak juga tidak apa, asal tujuannya untuk sosial," ujar Sumardana.
Ia pun mempersilakan siapa saja mencoba hasil karyanya itu. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah fokus dan mengosongkan pikiran. Tujuannya satu, untuk menghubungkan dengan alat yang dibuatnya dua minggu setelah lumpuh itu. Dua orang tertarik mencobanya. Sayang mereka tak mampu memaksimalkan alat tersebut.
"Waktu saya fokus, mengosongkan pikiran dan memejamkan mata, hanya ada warna biru di mata saya. Aliran listrik terasa sekali di kepala saya, di sebelah kanan terasa berdenyut-denyut," kata Bobby yang mencoba alat tersebut.
"Saya seperti melihat hutan dan mobil. Di kepala bagian belakang terasa sakit sekali," timpal Ivan.
Advertisement