2 Kepsek di Makassar Terlibat Sindikat Pembocor Kunci Jawaban UN

Bocoran kunci jawaban itu didapat setelah mengutil lembar naskah soal UN saat penyortiran di sekolah.

oleh Eka Hakim diperbarui 07 Apr 2016, 05:01 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2016, 05:01 WIB
Kebocoran Soal UN
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Makassar - Setelah menangkap dua mahasiswa sindikat pembocor kunci jawaban Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Soppeng, polisi menciduk dua kepala sekolah dan seorang staf tata usaha sebuah sekolah swasta di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dua oknum kepala sekolah swasta di Makassar itu ditangkap di rumahnya. Mereka adalah Fatahuddin (58), Kepala Sekolah SMA Makassar Raya, dan Mattawang (37), Kepala Sekolah SMA Citra Mulia Makassar. Satu tersangka lainnya atas nama Ansar (28), staf tata usaha SMA Makassar Raya.

"Ketiganya kita tangkap setelah diperoleh dari keterangan dua mahasiswa DPO yang kita tangkap di bandara," kata Kapolres Soppeng AKBP Dodied Prasetyo Aji via telepon, Rabu (6/4/2016).

Di hadapan petugas, Fatahuddin mengaku kunci jawaban tersebut dibuatnya sendiri setelah berhasil mengambil lembar naskah soal UN saat penyortiran di sekolahnya. Setelah mengerjakan soal UN itu, kunci jawaban kemudian difotokopi lebih dari 200 lembar oleh Ansar.

"Kunci jawaban itu dibagikan secara cuma-cuma kepada siswa. Ini dilakukan semata mau bantu siswa agar bisa lulus," kata Dodied mengutip keterangan Fatahuddin.

Mata pelajaran yang sempat dibuatkan kunci jawaban dan disebarkan pada siswa terdiri atas Bahasa Indonesia, Kimia, Geografi, Matematika, dan Biologi. Sementara, kunci jawaban mata pelajaran Sosiologi, Bahasa Inggris, Fisika dan Ekonomi belum sempat disebar karena polisi terlanjur menangkapnya.

"Tapi, dia tak mau mengaku kalau kunci jawaban yang dibuatnya itu juga beredar hingga ke Kabupaten Soppeng karena menurut pengakuannya, kunci-kunci jawaban itu hanya disebar untuk siswanya saja," ujar Dodied.

Pengakuan berbeda disampaikan Mattawang. Kepsek Citra Mulia Makassar mengaku mendapatkan soal UN dari Fatahuddin. Soal-soal tersebut kemudian dikerjakan secara bersama-sama dan dibagikan ke siswanya sebelum ujian.

"Tapi, pengakuannya sama dengan Fatahuddin, dimana ia tidak tahu soal tersebarnya kunci jawaban hingga Kabupaten Soppeng. Yang diakui kunci jawaban hanya untuk keperluan siswanya saja," ucap Dodied.

Meski demikian, Dodied mengatakan akan terus mengembangkan untuk mengungkap jaringan pembocor kunci jawaban UN ini hingga ke akar-akarnya. "Sampai saat ini, kita bersama Polrestabes Makassar untuk mengungkap jaringan ini sampai tuntas," Dodied menegaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya