Setelah Dinikahi Sesama Jenis, Heni Jadi Bahan Tertawaan

Suara perempuan suami Heni sempat mengundang kecurigaan warga.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 17 Jul 2016, 18:25 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2016, 18:25 WIB
Pernikahan Sejenis
Suwarti alias Efendi Saputra, wanita yang menikahi sesama jenis di Boyolali, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Boyolali - Pernikahan sejenis antara Efendi Saputra alias Suwarti dengan Heniyati menyisakan kepedihan ganda bagi Heni. Gadis 25 tahun itu selain kecewa karena ditipu "suaminya", kini jadi bahan tertawaan warga di Desa Pengkol, Karanggede, Boyolali.

Sang "suami" yang berusia 40 tahun itu kini sudah dalam tahanan polisi. Suwarti, warga Dukuh Ngablak, Desa Tanjung, Kecamatan Klego, Boyolali ini juga sudah berhenti menjadi Efendi Saputra dan kembali menjadi Suwarti.

Bayan (kepala) dukuh Pengkol, Sardjono mengatakan bahwa peristiwa itu membuat warga kampung geger. Bukan hanya itu, mereka bahkan tertawa.

"Lha ya aneh to. Mosok hidup sekamar, kasurnya sama sudah hampir setahun kok nggak ngapa-ngapain. Dah jadi bojo lho. Kan bikin kemekelen (terbahak-bahak)," kata Sardjono kepada Liputan6.com, Minggu (17/7/2017).

Menurut Sardjono, sejak menikah Oktober 2015 lalu, kehidupan mereka baik-baik saja. Bahkan, kehidupan sosial Suwarti juga sangat baik. Lelaki jadi-jadian itu dikenal tidak suka aneh-aneh dan berjiwa filantropis atau dermawan.

"Banyak tetangga yang juga sering dikasih rokok. Anak-anak juga sering dikasih uang jajan. Di masyarakat dia sangat baik," kata Sardjono.

Menurut Sardjono, meskipun berperawakan kurus dan berwajah sengsara, Suwarti selalu terlihat sebagai orang kaya. Tak ada yang tahu pekerjaan pastinya.

"Banyak tetangga yang tahu kalau dompetnya banyak berisi kartu ATM dari bank berbeda," kata Sardjono.

Apakah tak ada kecurigaan sama sekali saat menikah?

Menurut Sardjono, yang paling mencurigakan dari Suwarti alias Efendi adalah suaranya yang kecil. Suara itu pula yang sempat membuat warga curiga, namun warga tak banyak berkomentar karena menghormati keluarga Heni.

"Laki-laki kok suaranya kecil, dibandingkan wandu (bencong) saja lebih ngebas suara wandu," kata Sardjono.

Keanehan lain yang membuat curiga adalah saat ijab kabul pernikahan Oktober 2015 lalu. Dari pihak mempelai pria tak terlihat adanya iring-iringan tamu yang meriah layaknya pernikahan di desa.

Sementara itu, sejak melaporkan sang suami, Heni jarang muncul di publik. Ia hanya berujar singkat minta agar kasus itu diusut tuntas, saat melapor ke polisi.

"Saya ingin ini diusut tuntas. Sudah membuat saya dan keluarga malu," kata Heni, Rabu, 13 Juli 2016.

Hanya itu saja yang keluar dari mulut Heni. Sesudahnya Heni menghilang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya