Top 3: Luar Biasa, Penarik Becak Cerdaskan Anak-anak Pemulung

Ratemat Abu, seorang penarik becak tua renta yang membagi waktunya untuk mengajari anak-anak pemulung dan pengepul sampah di Kota Malang.

oleh Zainul ArifinYandhi Deslatama diperbarui 25 Jul 2016, 21:01 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 21:01 WIB
Top 3: Luar Biasa, Penarik Becak Cerdaskan Anak-Anak Pemulung
Ratemat Abu, seorang penarik becak tua renta yang membagi waktunya untuk mengajari anak-anak pemulung dan pengepul sampah di Kota Malang.

Liputan6.com, Malang - Hidup pas-pasan dan prihatin mengayuh becak tak menyurutkan seorang kakek di Malang untuk mengajarkan anak-anak yang masih TK dan duduk di bangku SD soal pendidikan.

Ratemat Abu atau yang akrab dipanggil kakek Abu ini mengajari anak-anak pemulung dan pengepul sawah tentang Agama, Sejarah, dan Matematika. Menurut dia, pelajaran agama dan sejarah dinilai sangat penting bagi pendidikan dasar para bocah itu.

Di pelataran rumah berdinding bambu miliknya, kakek penarik becak berumur 77 tahun ini mendampingi anak-anak belajar tanpa dipungut bayaran.

Berita kakek berhati mulia ini paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional pada Senin (25/7/2016).

Informasi lainnya yang tak kalah populer adalah satu keluarga tewas akibat banjir bandang di Carita dan rumah Sukarno dicat ulang jelang Konferensi PBB.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

 1. Kakek Penarik Becak Didikan Belanda Ini Cerdaskan Bocah Sekampung

(Zainul Arifin/Liputan6.com)

Belasan anak-anak yang masih TK maupun duduk di sekolah dasar (SD) asyik belajar didampingi sejumlah muda-mudi di  pelataran rumah berdinding bambu di Jalan Tanjung Putra Yudha I, Kota Malang, Jawa Timur.

Rumah itu adalah milik Ratemat Abu, seorang penarik becak yang di usianya yang menginjak 77 tahun masih memberikan ilmunya kepada para anak pemulung dan pengepul sampah di sekitar rumahnya.

Sudah sejak 2014, kakek Abu membantu anak-anak itu belajar. Semua berawal saat Abu berpapasan dengan seorang anak yang pulang dengan menangis.

Bocah itu mengaku disuruh pulang oleh gurunya lantaran tak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sekolah.

"Hati saya terenyuh. Anak itu kemudian saya suruh datang ke rumah malam hari kalau mau mengerjakan PR sekolah," tutur Abu.

Aktivitas Abu pun bertambah. Saat siang hari ia mengayuh becak demi ekonomi dan malam hari menjadi guru bagi anak–anak itu.

Selengkapnya...

2. Banjir Bandang di Carita, Satu Keluarga Tewas di Dalam Mobil

(Yandhi Deslatama/Liputan6.com)Satu keluarga, tewas terjebak banjir di dalam kendaraan pribadi milik mereka pada Senin dini hari sekitar pukul 00.15 WIB di sekitar Hotel Wira Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Mereka yaitu Evi Lutfiah (41), M. Fahri Ramadhan (6), dan Syarifatul Ginayah (18). Mereka merupakan warga Kampung Pangeuseupan, Desa Labuan Kabupaten Pandeglang. Sedangkan satu korban lainnya yaitu Ahmad Ahyani (52) warga Kampung Sumur Waru, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang.

Mereka ditemukan dengan mesin mobil dalam keadaan hidup yang terjebak banjir lumpur dan tidak bisa bergerak. Dugaan sementara mereka meninggal akibat keracunan AC.

Selengkapnya...

3. Jelang Konferensi PBB, Rumah Kelahiran Sukarno Dicat Ulang

Sukarno (Istimewa)

Salah satu persiapan Konferensi Pemukiman Perkotaan Antar-Negara PBB atau The Third Session of The Preparatory Committe For Habitat III (Prepcom 3), Pemerintah Kota Surabaya mempercantik akses menuju rumah kelahiran presiden pertama Indonesia Sukarno.

Dinding-dinding yang awalnya diramaikan dengan mural dan gambar wajah Bung Karno itu kini rata dengan cat putih polos. Sekitar 100 meter dari ujung Jalan Pandean hingga menuju rumah kelahiran Bung Karno sekarang tampak bersih dan hijau.

"Sebenarnya saya tidak tega gambarnya bagus, tapi ini tugas," tutur Satgas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kota Surabaya, Suwito.

Selengkapnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya