Tips Sukses Ridwan Kamil di EMTEK Goes To Campus Bandung 2016

Menurut Ridwan Kamil, pintar saja tidak cukup.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 10 Okt 2016, 16:15 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 16:15 WIB
Ridwan Kamil
Ridwan Kamil memberi tips sukses untuk peserta EGTC Bandung

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menjadi salah satu pembicara dalam acara EMTEK Goes To Campus 2016 yang digelar di Gedung Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Senin (10/10/2016).

Dalam acara EGTC 2016 yang dihadiri ribuan mahasiswa dari beberapa kampus yang ada di Kota Kembang, pria yang akrab disapa Emil tersebut memberikan kiat-kiat menjadi manusia sukses di tengah persaingan saat ini.

Pintar secara akademis, menurut dia, saat ini bukan faktor utama suksesnya seseorang. Keterampilan serta pengalaman bermasyarakat menjadi hal lain yang harus dimiliki manusia sekarang.

"Dunia semakin kompetitif. Kamu gak bisa bilang lulusan Unpad dengan IPK baik karena ada saingan dari universitas lain. Pasti ada kualitas-kualitas lain. Makin hari kualitas kita tidak bisa hanya modal pinter, itu tidak cukup," jelasnya.

Terkait itu dia memberi ilustrasi nyata berupa kisah hidup dua temannya. Ada dua temannya sama-sama pintar, yang satu aktif di kampus dan satunya hanya pintar secara akademik saja.

"Dua-duanya pintar tapi setelah beberapa tahun yang dulunya aktivis dan aktif di kampus sekarang sudah jadi Dirut (Direktur Utama) yang satu lagi posisinya tetap. Artinya kelebihan dalam kepribadian sangat penting," katanya.

Selain itu manusia saat ini harus bisa berinovasi serta berani mengambil resiko namun tidak menghilangkan sisi kemanusiaan.

"Sekarang orang lebih terhibur main hp daripada sosialisasi. Dulu itu duluan nolongin orang sekarang difoto baru ditolong," ujar Emil.

Soal itu dia menceritakan pengalaman pernah seorang warga yang masih remaja lapor saat masuk ruang ATM ada kakek-kakek meningga.

"Saya pernah ada anak lapor masuk ATM ada yang meninggal. Saya kirim ambulans, satpol PP, 10 menit hadir ternyata si kakek itu tidur. Ternyata dia tidak di cek jantung dan lain-lain. Teknologi itu jangan hilangkan kemanusiaan," katanya.

Emil optimistis jika sumber daya manusia di Indonesia memiliki potensi yang baik dan bisa bersaing dengan negara lainnya. "Hanya banyak orang pintar jarang dapat panggung, sekarang kita harus buat kesempatan sendiri," kata dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya