Liputan6.com, Semarang - Sudah sebulan terakhir, Beni Irawan, warga Perumnas Palir RT 03/RW IX Ngaliyan, Semarang, gelisah. Sepanjang hari, ia sibuk membaca koran, menonton, dan mendengarkan berita demi mencari informasi tentang Meliana Tinafi Salsabela, putrinya yang masih kelas 1 SMA. Sang putri sudah satu bulan menghilang.
Beni menuturkan, anaknya terakhir kali terlihat di sekolahnya pada 15 Oktober 2016. Saat itu ia sedang mengambil rapor anaknya di sekolah.
Namun, ia pulang ke rumah tak bersama Bella. Hingga malam putrinya tak kunjung pulang. Beni yang khawatir kemudian mencari informasi ke teman-temannya. Ia kaget mendengar penuturan teman-temannya.
"Disampaikan kalau Bella sudah pulang duluan bareng seorang pria yang tak dikenal. Dan sampai sekarang dia enggak pulang," kata Beni, Jumat (18/11/2016).
Baca Juga
Beni mengingat-ingat perilaku Bella sebelum menghilang. Anak perempuannya itu, kata dia, kelihatan tidak betah tinggal di rumah dan kerap termenung di halaman depan rumahnya.
"Kalau takut nilai rapor jelek, saya ragu karena nilainya bagus-bagus, terutama untuk pelajaran Matematika dan Akuntansi Perbankan," kata Beni.
Setelah beberapa lama berusaha mencari sendiri, Beni akhirnya melapor ke kantor polisi di Mapolsek Ngaliyan, sesuai tempat tinggalnya. Ia datang sambil membawa foto terakhir dengan harapan hal itu bisa membantu.
Sementara itu, Kapolsek Ngaliyan Kompol Kusmintarjo mengaku sudah langsung bergerak. Ia melacak nomor telepon Bella dan juga mengumpulkan informasi dari teman-teman Bella.
"Dari teman sekolahnya belum ada informasi tambahan. Dia memang cantik, jadi lumrah kalau orangtuanya khawatir anaknya menjadi korban kejahatan seksual atau bahan trafficking," kata Kapolsek Ngaliyan Kompol Kusmintarjo.
Untuk mengefektifkan pencarian, Kapolsek mengaku akan mengerahkan kekuatan semaksimal mungkin, termasuk menjalin kerja sama dengan TNI di Koramil. Ia juga memanfaatkan media sosial untuk menjaring informasi.
"Kami sebarkan informasi ke teman-teman di grup-grup Whatsapp dan BBM di seluruh Jawa Tengah barangkali ada yang tahu," kata Kusmintarjo.