Kapolda Jabar Bawa Pusaka Saat Sowan ke Keraton Kasepuhan Cirebon

Kapolda Jabar minta dukungan dan doa restu saat sowan ke Keraton Kasepuhan Cirebon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Feb 2017, 09:04 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2017, 09:04 WIB

Liputan6.com, Cirebon - Di tengah penyelesaian kasus dugaan penistaan Pancasila oleh Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Anton Charliyan sowan ke Keraton Kasepuhan Cirebon.

Menurut Anton, kunjungannya kali itu didasari kekagumannya pada Cirebon yang bisa meleburkan budaya dan agama. Hal itu, nilai dia, membuat warga Cirebon bisa saling membaur dan menghargai meski berbeda latar belakang.

"Saya juga banyak membaca cerita tentang Cirebon terutama dari buku Wangsakerta," ucap Anton dalam pertemuannya di Keraton Kasepuhan Cirebon, Minggu, 5 Februari 2017.

Dari naskah Wangsakerta yang dibacanya, Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati diketahui merupakan cucu Prabu Siliwangi dan keturunan langsung Rasulullah. Sifat yang dibawa Sunan Gunung Jati, kata dia, patut jadi tauladan.

"Seperti pepatah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, ternyata Islam di sini sangat fleksibel dan luwes karena masuk lewat budaya. Jadi, Indonesia tidak bisa dihancurkan dan kalau ingin menghancurkan bangsa maka hancurkanlah budayanya. Apa yang terjadi hari ini merupakan refleksi dari masa lalu," ucap Anton.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Jabar juga memberikan pusaka Kujang Ciung kepada Sultan Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat. Ia menjelaskan pusaka tersebut merupakan simbol yang dipegang para raja.

"Kujang artinya Kukuh kepada janji. Jadi seorang pemimpin harus konsekuen kukuh karena janji. Satu pikiran, satu perkataan dan perbuatan," kata Anton.

Usai pemberian pusaka itu, Anton juga menyampaikan harapan dukungan dan doa restu agar bisa menjalankan tugasnya untuk menenteramkan masyarakat. "Kita tetap berprinsip tata tentrem kertaraharja, di mana tugas saya untuk menentramkan masyarakat, bisa menunjang pembangunan agar investasi meningkat. Saya minta dukungan dan doa restu," tutur dia.

Sementara itu, Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat menyampaikan, peran Sunan Gunung Jati dalam penyebaran Islam di Cirebon dan Jawa Barat berbeda dengan di tempat lain. Dia mengatakan, di Jawa Barat, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam dengan menggunakan waditra, kesenian, gamelan atau yang biasa dikenal dengan Sekaten.

"Dalam penyebaran Islam Sunan Gunung Jati juga menggunakan bahasa lokal. Sunan Gunung Jati sangat menghormati adat dan tradisi yang ada di Jawa Barat dengan memasukkan kalimat toyyibah. Hormati budaya leluhur kita dan Jawa Barat masih religius," ujar Arief.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya