Liputan6.com, Nias Utara - Sebanyak 33 imigran [pencari suaka](3055740/ "") asal Sri Lanka ditemukan nelayan tradisional saat melintas di perairan Tureloto, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara (Sumut). Saat ditemukan, para imigran tersebut sedang terombang-ambing di atas kapal motor tradisional yang mereka pakai.
Kepala Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kemenkuham Sumut) Josua Ginting mengatakan, 33 imigran gelap itu terdiri dari 32 orang pria dan seorang wanita. Dari Sri Lanka, mereka menuju Australia untuk mencari suaka.
"Mereka pertama kali ditemukan nelayan pada Rabu, 9 Agustus 2017," ucap Josua di Medan, Selasa (15/8/2017).
Melihat kondisi tersebut, nelayan kemudian melaporkannya ke petugas keamanan setempat. Akhirnya, pihak TNI dan Polri dibantu nelayan setempat mengevakuasi para imigran gelap asal Sri Lanka tersebut ke pesisir pantai.
Baca Juga
Menurut Josua, para imigran pergi dari negara asalnya karena tengah terjadi perang saudara antara suku Tamil dan suku Singelis. Hal ini diketahui berdasarkan pengakuan nakhoda kapal bernama Seni Thampi Pirathaepani.
Nakhoda kapal itu, imbuh dia, mengatakan berlayar pada 3 Juli 2017 dari Sri Lanka menuju Australia. Pada 6 Agustus 2017, mesin kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba rusak.
"Mereka sempat terombang-ambing di lautan kawasan Kabupaten Nias Selatan, beberapa hari sebelum ditemukan nelayan," sebut Josua.
Josua menerangkan, saat ini, 33 warga negara Sri Lanka telah dipindahkan dari Kantor Imigrasi Sibolga ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan, untuk ditampung sementara dalam beberapa hari ke depan, sebelum diputuskan tindakan selanjutnya.
Para imigran diberangkatkan dari Sibolga menuju Belawan, Medan, dengan menumpang bus dengan pengawalan ketat dari TNI/Polri dan petugas Imigrasi Kemenkuham Sumut. Mereka tiba di Rudemin Belawan, pada Minggu, 13 Agustus 2017.
"Seluruh imigran gelap itu dalam keadaan sehat, dan sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan serta pendataan kembali," ujar Josua.
Pihak Divisi Imigrasi Kemenkuham Sumut akan berkoordinasi kembali dengan International Organization for Migration (IOM), apakah akan mendeportasi atau memberangkatkan para imigran pencari suaka ke Australia.
Advertisement