Biaya Renovasi 7 SD Palangka Raya Korban Teror Pembakaran Sekolah

Pemkot Palangka Raya berkoordinasi dengan DPRD terkait penganggaran pembangunan dan renovasi 7 SDN yang menjadi sasaran teror pembakaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2017, 06:30 WIB
Sekolah Terbakar
Bekas bangunan sekolah yang terbakar di Palangka Raya (Liputan6.com / Rajana)

Liputan6.com, Palangka Raya - Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), menyebut biaya pembangunan tujuh SDN yang menjadi sasaran teror pembakaran sekolah pada periode Juli lalu, mencapai Rp 7,437 miliar.

"Angka ini merupakan nilai perhitungan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman," ucap Wakil Wali Kota Palangka Raya, Mofit Saptono Subagio, saat memantau SDN 5 Langkai, Rabu, 30 Agustus 2017, dilansir Antara.

Orang nomor dua di Palangka Raya yang berjuluk Kota Cantik itu menerangkan, saat ini pemerintah kota telah berkoordinasi dengan jajaran legislatif. Utamanya untuk mengomunikasikan penganggaran pembangunan dan renovasi sekolah tersebut.

"Namun, angka tersebut baru untuk biaya perbaikan dan pembangunan fisik sekolah tersebut. Itu belum termasuk membeli meja dan kursi serta sarana belajar-mengajar lain," kata Mofit.

Pemantauan itu untuk melihat proses belajar-mengajar siswa di sekolah setempat yang berlangsung dengan menggunakan tenda darurat bantuan dari Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebelumnya, Wali Kota Palangka Raya, HM Riban Satia, menginstruksikan pembangunan seluruh sekolah dibakar tersebut selesai triwulan pertama 2018. Penganggarannya difokuskan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palangka Raya.

Meski demikian, pihaknya tidak membuka diri jika ada perusahaan atau pihak-pihak lain yang ingin berkontribusi membangun kembali tujuh SDN yang menjadi sasaran pembakaran sekolah tersebut.



7 Tersangka Pembakar Sekolah

Siapa Otak Teror Pembakaran Sekolah di Palangka Raya?
Berdasarkan pesanan, eksekutor teror pembakaran sekolah mengaku hanya membakar tiga dari tujuh sekolah dasar dan sebuah SMK yang hangus. (Liputan6.com/Rajana K)

Sebelumnya, Mabes Polri dan Polda Kalteng kembali menangkap empat pembakar tujuh sekolah dasar negeri (SDN) yang terjadi di Palangka Raya, Kalteng. Dengan penangkapan ini, sudah tujuh tersangka yang diringkus.

Namun saat itu, polisi belum dapat mengungkap siapa otak dari semua teror pembakaran sekolah yang terjadi pada akhir Juli 2017. Kapolda Kalteng, Brigjen Anang Revandoko, mengatakan bahwa keempat pelaku yang ditangkap itu berinisial SY (35), DD (42), DY (42), dan NR (48).

"Keempatnya ditangkap Mabes Polri dan Polda Kalteng di sebuah rumah di Jalan Diponegoro Palangka Raya," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa, 22 Agustus 2017.

Kapolda menjelaskan, polisi mengamankan barang bukti tiga sepeda motor, jeriken bekas minyak tanah, dan uang Rp 5.535.000.

Masih seperti yang lalu, Kapolda Kalteng mengatakan kasus pembakaran itu bermotif ekonomi dan tak terkait politik. Para pelaku pembakaran ini dikenakan Pasal 187 KUHP ayat 1 dan 2 dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.

Sebelumnya, Polda Kalteng berhasil mengamankan SRY dan FA yang diduga sebagai pembakar tiga sekolah. Selain memeriksa lima saksi, kedua pelaku mengaku telah membakar tiga sekolah, yaitu SDN 4 Langkah, SD 1 Langkah, dan SDN 5 Langkai l.

Aksi bakar tujuh SDN di Palangka Raya, terjadi dalam kurun waktu sepekan lebih. Pertama, pada 21 Juli 2017 sekitar pukul 13.00 WIB, SDN 4 Menteng yang berlokasi di Jalan MH Thamrin terbakar. Saat bersamaan, SDN 4 Langkai yang berlokasi di Jalan AIS Nasution juga terbakar.

Pada Sabtu dini hari, 22 Juli 2017, sekitar pukul 02.00 WIB, giliran SDN 1 Langkai yang berlokasi di Jalan Wahidin Sudirohusodo Husono terbakar. Terpaut satu jam kemudian, SDN 5 Langkai yang berlokasi sama juga turut dilalap api.

Sembilan hari kemudian, sekitar pukul 18.15 WIB, kebakaran juga melanda rumah jasa di SDN 8 Palangka. Terakhir sekitar pukul 03.00 WIB, Minggu dini hari, 30 Juli 2017, dua sekolah, yakni SDN 1 Menteng. Bahkan, SMK milik Yayasan Pendidikan SEI di Jalan Yos Sudarso, juga tak luput dari terjangan si jago merah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya