Tolong, Sabu Raijua Darurat Kekeringan

Selain kekeringan, Kabupaten Sabu Raijua di NTT, juga mengalami minimnya ketersediaan air baku.

oleh Ola Keda diperbarui 30 Agu 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 18:30 WIB
Bencana Kekeringan
Ilustrasi kekeringan di danau. (Foto: Jorge Guerrero/AFP)

Liputan6.com, Sabu Raijua - Kekeringan melanda di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain kekeringan, berdasarkan hasil monitoring Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Sabu Raijua juga mengalami minimnya ketersediaan air baku.

Terkait kondisi tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke, mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 265/KEP/HK/2017 tentang Darurat Kekeringan yang melanda kabupaten tersebut.

"SK ini sebagai dasar bagi kami untuk mengambil langkah untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang melanda daerah ini," ucap Kepala BPBD Sabu Raijua, Pither Mara Rohi, kepada Liputan6.com, Selasa, 29 Agustus 2017.

Upaya yang dilakukan adalah berupa pembagian air bersih gratis melalui mobil tangki sebanyak 335 tangki di 63 desa/kelurahan yang tersebar di enam kecamatan. Bila dikalkulasikan, satu desa hanya mendapat jatah lima hingga enam tangki air yang dibagikan kepada setiap kelompok warga antara 10-12 kepala keluarga (KK).

"Jumlah ini terbilang kecil, pasti ada sebagian keluarga yang tidak kebagian air bersih. Dana suplai air bersih ini untuk satu tahun anggaran," ia menambahkan.

Dia menjelaskan, hal ini tidak akan menyelesaikan persoalan kekeringan yang melanda Sabu Raijua. Karena itu, dia mengusulkan kepada BNPB agar membangun embung atau penampungan air hujan di setiap desa/kelurahan di Sabu Raijua, sehingga masalah kekeringan bisa teratasi.

"Ada dua embung besar di Sabu Raijua, namun hanya menjangkau beberapa desa di sekitar embung tersebut, sedangkan sisanya tetap kering," ujar Kepala BPBD Sabu Raijua.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya