Liputan6.com, Palembang - Hengki Sulaiman (20), satu dari empat orang tersangka pembunuhan Tri Widiyantoro (43), sopir taksi online Palembang yang tewas mengenaskan, masih jadi buronan polisi.
Pria asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan (Sumsel) ini dikabarkan tidak takut terhadap ancaman tembakan anggota kepolisian.
Dari informasi yang diperoleh, anggota Kepolisian Daerah (Polda) mendengar kabar bahwa Hengki Sulaiman merasa tidak gentar masih jadi buronan polisi.
Advertisement
Baca Juga
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara bahkan sudah mendengar kabar tersebut. Tersangka yang bertugas membekap mulut dan hidung korban hingga tewas (sebelumnya ditulis tersangka Tyas yang melakukannya), akan terus diburu oleh anggota Polda Sumsel.
“Infonya dia menantang polisi dan tak takut ditembak. Silahkan saja mau bersembunyi dimanapun, pasti akan kami tangkap,” katanya kepada Liputan6.com, Selasa, 3 April 2018.
Meskipun mendapatkan tantangan tersebut, Kapolda Sumsel terus menghimbau kepada tersangka pembunuhan sopir taksi online Palembang ini, agar segera menyerahkan diri.
Mereka masih menjunjung Hak Azasi Manusia (HAM) dan akan melindungi tersangka, jika pembunuh sopir taksi online Palembang tersebut, bertindak kooperatif terhadap polisi.
"Lebih baik tersangka pembunuh sopir taksi online tersebut menyerahkan diri saja ke Polda Sumsel. Jika tidak, kita akan 'sikat betulan'," ujarnya.
Tersangka Takut Dibunuh
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel Komisaris Besar (Kombes) Pol Bayu Suryanto mengatakan, peran Hengki Sulaiman cukup vital saat aksi pembunuhan berlangsung.
“Kita akan memberi tindakan tegas, jika tersangka masih melakukan perlawanan. Dalam waktu dekat, akan kita tangkap. Tapi belum bisa memastikan, apakah dia masih di Sumsel atau tidak,” ujarnya.
Sebelumnya Tyas Dryantama, salah satu pelaku pembunuhan Tri Widiyantoro menyerahkan diri, ditemani orangtuanya. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang ini mengaku ketakutan dengan ketiga tersangka.
"Saya tidak tahu kalau mereka merencanakan pembunuhan. Setelah kejadian, saya ingin lapor polisi, tapi takut nanti dibunuh mereka," ungkapnya.
Aksi kooperatif pria 20 tahun ini, dikarenakan takut dengan ancaman tembakan yang akan dilakukan anggota Polda Sumsel, dalam pengejaran pembunuh sopir taksi online lainnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement