4 Pesan Keramat Sang Ayah yang Digenggam Sultan HB X

Raja Yogyakarta Sultan HB X bertekad memegang teguh pesan sang ayah hingga mati.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2018, 09:00 WIB
Sultan HB X
Gubernur DIY Sultan HB X melintasi Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta saat menerima kunjungan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bertekad memegang teguh empat pesan penting yang berisi prinsip hidup dari ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, semasa hidupnya.

Keempat pesan itu disampaikan oleh Sultan HB IX saat beberapa waktu menjelang perjalanan berobat ke Amerika Serikat dan akhirnya wafat di Washington DC pada 1988.

"Keempat pesan ini yang akan saya bawa mati sebagai pengabdian saya," kata Sultan saat acara sarasehan seusai Renungan dan Upacara Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu malam, 11 April 2018, dilansir Antara.

Sebelum memberikan empat pesan itu, Sultan HB IX bertanya kepada Sultan HB X apakah ingin hidup mulia atau mukti (bermanfaat bagi masyarakat).

"Saya tidak mengerti, tetapi saya menjawab mukti. Kalau saya mulia belum tentu keberadaan saya memberikan manfaat bagi orang lain. Kalau saya 'mukti', mungkin saya tidak kaya, tetapi pikiran dan tenaga saya bisa bermanfaat untuk orang lain," kata dia.

Mendengar jawaban Sultan, Sultan HB IX lantas berpesan empat hal. Pesan pertama, Sultan HB IX memintanya berjanji untuk mengayomi setiap orang, meskipun orang tersebut tidak suka atau membencinya.

"Biarpun orang itu tidak senang dengan diri kamu. Kamu bersedia berjanji?" kata Sultan menirukan ucapan ayahnya.

Setelah Sultan menjawab bersedia berjanji, Sultan HB IX melanjutkan meminta Sultan HB X berjanji untuk tidak pernah melanggar peraturan negara.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

Pesan untuk Lebih Berani

20160915- Lomba Panah Khas Kerajaan Mataram- Boy Harjanto
Peserta lomba panahan tradisional gaya Mataram bersiap melepaskan anak panah, Komplek Kraton Kesultanan Yogyakarta, Kamis (15/9). Perlombaan tersebut berhadiah medali emas buatan Perancis. (Liputan6.com/ Boy Harjanto)

Pesan ketiga, kata Sultan, Sultan HB IX memintanya memiliki prinsip lebih berani untuk mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.

"Lantas, saya bertanya mengapa 'lebih berani?' Lebih berani dari siapa? Beliau menjawab lebih berani dari saya (HB IX) karena selama ini saya diam karena mengalami jabatan dua periode Soekarno dan Soeharto, dan saat berbeda pendapat saya memilih diam."

"Saya sadar diam saya ternyata salah, karena dengan diam itu masyarakat tetap miskin dan bodoh," kata Sultan menirukan ucapan ayahnya lagi.

Adapun pesan keempat, menurut Sultan, Sultan HB IX memintanya tidak pernah memiliki ambisi, kecuali hanya untuk mengabdikan diri demi menyejahterakan masyarakat.

"Kalau Mas Jun (Herjuno Darpito/panggilan kecil Sultan HB X) berjanji empat hal itu, kamu tidak usah mencari saya karena saya selalu ada di sampingmu," kata Sultan menirukan ucapan ayahnya.

Selain empat pesan yang disampaikan secara langsung, menurut Sultan HB X, Sultan HB IX juga meninggalkan keteladanan amat berarti, yakni keikhlasan mengabdi.

Sultan HB IX tidak pernah menginginkan ceritanya ditulis, bahkan ia tidak perduli masyarakat akan mengenal dirinya atau tidak.

"Ketika saya menggantikan posisi Beliau, memang yang namanya mengabdi ya hanya itu," kata Sultan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya